Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Friday, November 28, 2014

LOVE, HATE & COMPASSION

Pernahkah anda mencintai begitu besar? Jika pernah maka anda juga menggenggam ‘benci’ di dalamnya. Cinta dan benci merupakan dua sisi dari mata uang kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Ada cinta akan ada benci. Ada benci juga akan ada cinta.

Cinta dan benci merupakan dualitas dalam kehidupan. Karena ia dualitas maka hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat kita pilih salah satunya. Bila suatu saat anda mencintai, maka suatu saat anda dapat membenci. Demikian juga sebaliknya.
Bagaimana mungkin anda akan memisahkan dualitas yang memang merupakan kealamian hukum di bumi ini?
Apa yang dapat kita lakukan?
Sadarilah bahwa cinta dan benci merupakan dualitas kehidupan.

Ketika kita menyadari ini, maka kita sadar bahwa saat mencintai tiba-tiba akan dapat berubah menjadi benci. Dan ketika kita membenci maka tiba-tiba akan dapat berubah menjadi cinta.
Bila cinta dan benci merupakan dualitas, di titik mana kita menempatkan cinta dan menempatkan benci?

Saya ambil contoh kalimat ini:
“Saya mencintai Tuhan atau saya mencintai kehidupan”
Maka di dalam sikap cinta ini maka: “Saya juga membenci Tuhan dan saya membenci Kehidupan”

Benci belum muncul karena ego anda belum tersentuh, pikiran anda belum mempertahankan dirinya dalam kondisi yang akan melanjutkan dari tahap cinta. Saat ada bagian yang dapat ‘digempur’ oleh ego sehingga muncullah segudang pertanyaan untuk cinta yang mencari alasannya, maka benih benci mulai berkembang. Cinta menjadi benci dan benci menjadi cinta.

Hanya mereka yang mampu menyadari dualitas ini yang dapat mempertahankan pada kondisi tengah di antaranya. Kemudian menyadari pula bahwa cinta dan benci hanyalah alat yang dapat menyentuh ego kita.
Apakah kondisi tengah di antaranya itu? Kondisi itu dinamakan COMPASSION.

Hanya compassion yang akan membawa kepada  ‘love without reason’ – Selama kita mencintai menggunakan ego, maka benci tetap dipegang di sisi sebaliknya.
Compassion merupakan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Peka terhadap apapun  yang anda cintai dan sadar bahwa disana juga ada benci.

Untuk itu, jangan berhenti pada titik cinta. Ketika kita berhenti pada titik cinta, maka kita juga menggenggam benci. Mari kita beranjak ke tahap selanjutnya dari cinta, yaitu compassion. Luaskanlah rasa cinta anda sehingga menumbuhkan kepekaan anda terhadap apapun di sekitar anda. Termasuk peka bahwa cinta dapat bergeser kepada benci, dan benci dapat bergeser kepada cinta.
Saat kita tahu dan sadar bahwa pergeseran tersebut merupakan hukum dualitas, maka apapun yang bergeser disana tidak akan mempengaruhi diri kita. Karena kita juga tahu bahwa yang dapat terpengaruh adalah pikiran pada bagian menilai dan persepsi didalamnya.

Saatnya kita beranjak dari cinta kepada compassion.

No comments: