Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Saturday, August 24, 2013

MENGATASI RASA TAKUT MENGAMBIL KEPUTUSAN

Seseorang diam ditempat, tidak melangkah maju. Alasannya adalah takut keputusan yang diambilnya salah.
Apakah hal ini terjadi pada anda?

Rasa takut berasal dari ketidaktahuan. Tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dialami. Apa yang sebenarnya dialami? Yaitu resiko!
Apapun langkah yang anda ambil, sekalipun itu diam, akan menghasilkan sebuah resiko. Mungkin anda berpikir bahwa dengan tidak mengambil keputusan, maka anda terhindar dari resiko. Namun coba perhatikan, bahwa sangat mungkin sekali anda justru berada dalam resiko yang paling besar, yaitu tidak maju!

Masa depan adalah lautan kemungkinan.
Mungkin sukses, dan mungkin juga gagal. Baik itu sukses maupun gagal, tidak menjadi masalah penting. Yang lebih penting adalah kita menjalankan tindakan prosesnya.

Dalam mengambil keputusan, ada dua jenis langkah, yaitu spekulasi dan strategi.
Dalam berspekulasi, seseorang mengambil keputusan tanpa melihat efek baik dan buruknya. Dalam menjalankan strategi, seseorang sudah melihat mana tindakan baik dan buruk efeknya.
Artinya, dalam berstrategi, kita telah mengukur kemungkinan dari kegagalan dan kesuksesan.

Kalau kita menyadari bahwa masa depan adalah lautan kemungkinan, maka tidak mengambil keputusan adalah kerugian yang sangat besar. Apa yang anda takutkan? Kegagalan? Resiko yang besar? Kegagalan adalah kemungkinan, sementara resiko yang besar dapat kita sikapi dengan langkah strategi.

Contoh spekulasi adalah demikian,
Anda seorang karyawan, dan tiba-tiba anda memutuskan berhenti bekerja. Kemudian uang pesangon anda akan anda gunakan untuk usaha. Sementara anda tidak pernah sama sekali belajar usaha, mencari info usaha, apalagi mulai membangun jaringan usaha. Anda hanya berkata, "saya berspekulasi dengan ini, mau sukses atau gagal, ini adalah spekulasi saya"

Sementara seseorang yang berstrategi sudah mengukur langkahnya dan kemungkinannya. Dan bila jatuh gagal, seseorang yang berstrategi akan lebih siap karena ia tahu kemungkinan itu. Dan ia juga lebih cepat untuk bangkit karena dia punya strategi lainnya untuk mengambil jalan lain bila rencana awal gagal.

Bila sekarang anda paham bahwa masa depan adalah kemungkinan, maka bukankah lebih baik untuk meletakkan kemungkinan itu dalam keputusan anda, daripada anda takut mengambil keputusan yang berarti menunda kemungkinan anda untuk menjadi nyata?

Salam sukses!

No comments: