Hidup memang merupakan arena bebas untuk berkarya. Kita
bebas untuk mau menjadi apa saja dalam arena ini, tentu saja dengan
konsekuensinya masing-masing. Ada yang memilih untuk mengejar sukses dalam arti
hasil yang tampak, dan ada yang mengejar sukses dalam arti makna.
Demikian juga dalam eksekusi tindakan, hal ini yang terkait
dengan pekerjaan.
Ada yang bekerja siang-malam untuk penghargaan dirinya dan
pengakuan yang didapatkannya, dan ada yang bekerja karena ia memang ingin
belajar dalam meningkatkan kehidupan jiwanya.
Seseorang yang mengejar naiknya jabatan diri, mengejar apa
yang didapatkannya, dan peningkatan kehidupan dari penilaian bahwa hidup akan
terlihat naik bila apa yang dimiliki juga naik dari yang semakin baru dan
semakin besar. Namun disisi lain ada seseorang yang menggunakan arena pekerjaan
sebagai lahan belajar untuk menggapai
kemuliaan hidup.
Orang-orang yang menggunakan arena pekerjaan sebagai lahan
belajar bagi jiwa adalah orang berani yang mengesampingkan segala bentuk gengsi
kehidupan.
Kemuliaan jiwa hanya bisa diselami ketika seseorang benar-benar
memposisikan diri sebagai pelayan bagi alam semesta.
Dalam posisi sebagai profesi Trainer Motivasi yang sedang
marak dewasa ini, banyak yang menjadikan ajang profesi ini sebagai profesi
komersial, bukannya sebagai profesi moral. Akhirnya banyak bermunculan
kelas-kelas pencetak trainer motivasi dimana yang belajar didalamnya sudah
berpikir tentang komersialisasi yang akan digulirkannya.
Kembali lagi bahwa hidup adalah arena bebas. Disana memang
semua orang berhak atas apa yang diputuskan untuk dilakukannya. Namun sekali
lagi bahwa sang Jiwa dalam kehidupan sedang mencari jalan pulang nantinya, dan
pelajaran itu tidak akan didapatkan dari komersialisasi dan orientasi materi
yang ada.
Saya sangat kagum kepada beberapa orang yang tadinya
bergelut dalam bidang komersialisasi dan pengejaran kesuksesan materi, kini
memutuskan untuk bergelut dalam bidang pelayanan bagi sesama. Ia menyadari
bahwa hanya dalam pekerjaan melayani ia akan belajar tentang kemuliaan hidup. Ia
tidak butuh dielu-elukan sebagai pribadi terkenal, ia tidak butuh eksploitasi
dirinya, ia tidak butuh diakui sebagai profesi yang membanggakan, ia tidak
butuh orang menghargai atau tidak, dan ia tidak butuh pengikutnya banyak atau
sedikit.
Ia hanya berpikir bahwa dalam tindakan melayani, ia sedang
berhadapan dengan Tuhan dengan segala ketundukan dirinya.
Salam Mulia
Agung Webe
1 comment:
semoga saya termasuk dalam kelompok yang dikagumi pa Agung
Post a Comment