Banyak orang mengenal sosok Jin sebagai sebuah makhluk
besar, bisa menghilang dan muncul kapan saja serta dimana saja. Sebuah ayat
suci berbunyi: (QS
Dzariyat: 56),: Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk
menyembahKu.
Dalam ayat tersebut terlihat
disebutkan dua sosok, yaitu Jin dan Manusia. Artinya bila seseorang membacanya
dan mencoba mengartikannya secara ‘harafiah’
maka tentu saja Jin diartikan sebagai makhluk tandingan manusia. Dan ini sangat
wajar sekali karena gambaran Jin sudah terlanjur digambarkan melalui buku, film
dan cerita turun-temurun dengan bentuk yang kita kenal saat ini.
Karena ini sebuah pemahaman, maka
tidak ada yang salah dengan pemahaman. Yang menggambarkan Jin sebagai makhluk
yang hidup dengan postur tinggi besar namun tidak tampak oleh manusia adalah
sesuatu yang benar dari sudut pandang pemahaman yang dialaminya.
Kali ini saya akan mengajak untuk
melihat dari sudut pandang yang lain, yaitu sudut pandang dari evolusi pikiran
yang merekonstruksi
pikiran lama untuk membuat makna baru dalam visi masa depan.
Pertama adalah Mitologi.
Mitologi berasal dari kata ‘mitos’,
yaitu sebuah keyakinan yang diyakini turun temurun oleh sekelompok orang atau
daerah atau bangsa dimana mereka meyakini tentang kebenarannya.
Kata ‘Jin’ jika dilihat dari Mitologi
Arab, yaitu kepercayaan sebelum Islam dimana masyarakatnya meyakini
sebuah kekuatan lain selain manusia yang berkuasa dan dapat membantu manusia.
Kita harus membedakan Mitologi Arab dan Islam.
Islam lahir di Arab, namun tetap saja bahwa Islam bukanlah Arab. Karena Islam
lahir di Arab, oleh sebab itu maka Islam beradaptasi dengan seluruh budaya
Arab, termasuk Mitologi di dalamnya.
Jin
merupakan Mitologi Arab, seperti Ratu Kidul yang merupakan Mitologi dari masyarakat
pesisir Jawa.
Dari bahasa Arab sendiri kata Jin
berarti ‘sesuatu yang tak nampak’. Dalam arti bahasa ini tentu saja
mengandung makna simbolis yang sangat luas untuk diredefinisi.
Pada jaman tersebut, pengetahuan
tentang bagian-bagian tubuh manusia belumlah dikenal. Jangankan atom, partikel
atau quantum. Bagian yang bernama sel yang merupakan bagian dari tubuh terdekat
saja belum diketahui. Untuk menyebut apa yang dinamakan partikel, atom, electron
atau bahkan Quantum bisa disebut dengan sebutan ‘Jin’, yaitu sesuatu yang tak
nampak.
Kemudian ‘sesuatu yang tak nampak
tersebut’ (Jin) menempati alam yang
dinamakan alam Ghaib. Secara terminologis bahasa, arti dari Ghaib adalah ‘sesuatu
yang tidak dapat dijangkau’. Artinya, entah apakah itu partikel, atom,
electron maupun Quantum berada pada sebuah tempat (alam) yang tidak dapat dijangkau (Ghaib).
Dengan pemahaman ini, maka apa yang
tertulis dalam (QS Dzariyat: 56),: Tidaklah
aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu. Dapat kita maknai
demikian:
Bahwa Jin (sesuatu yang tak nampak) bisa itu berupa partikel, atom, electron,
quantum atau pikiran itu sendiri, semuanya untuk menyembah Allah. Tidak ada
satupun pergerakan di muka bumi ini yang luput dari rencana Allah. Oleh sebab
itu dikatakan bahwa: ‘Tidaklah aku
ciptakan Jin dan Manusia …. ‘
Rancunya pemahaman tentang Jin
adalah tercampurnya dengan Mitologi sehingga Jin yang dikenal secara umum adalah
Jin yang punya sosok dengan badan besar, dan suka mengganggu manusia.
Kita akan mencoba untuk menengok
dunia pikiran, partikel, atom, electron ataupun quantum. Semua hal tersebut
bisa dikatakan hidup dan berdampingan dengan manusia. Mengapa saya katakan hidup?
Karena semua hal tersebut mempunyai kecerdasan untuk bergerak sesuai dengan
jalan yang ditetapkan untuk mereka. Bahkan dunia pikiran dapat menciptakan
proyeksi dari apa yang digambarkan dari dalam pikiran itu sendiri.
·
Bila dikatakan bahwa
Jin dapat mengganggu manusia, itu sangat betul sekali. Dalam arti
demikian, bahwa pikiran, partikel, atom, electron, dan quantum dapat mengganggu
kehidupan manusia. Mereka dapat menyebabkan sakit bahkan kematian sekalipun
apabila mereka dalam keadaan yang bertolak belakangan dengan tubuh manusia.
·
Bila dikatakan bahwa
Jin dapat membantu manusia, itu sangat betul sekali. Dalam arti
demikian, bahwa pikiran, partikel, atom, electron dan quantum bila dikelola
dengan baik akan sangat membantu kehidupan. Mereka dapat mewujudkan mimpi jadi kenyataan,
bahkan pengelolaan pikiran itu sendiri dapat menyebabkan kekuatan yang luar
biasa dalam hidup manusia, termasuk pencapaian-pencapaian goal dalam kehidupan.
·
Bila dikatakan bahwa
Jin mempunyai kekuatan yang luar biasa dibanding manusia, itu sangat
betul sekali. Dalam arti demikian, bahwa pikiran, partikel, atom, electron, dan
quantum adalah energy yang besar, dan dapat menjadi lebih besar dengan
pengelolaannya daripada kekuatan fisik manusia itu sendiri. Kekuatan pikiran
lebih dahsyat dari kekuatan fisik yang ada.
·
Bila dikatakan bahwa
alam Jin adalah alam Ghaib, itu sangat betul sekali. Dalam arti
demikian, bahwa pikiran, partikel, atom, electron, dan Quantum adalah Ghaib
atau sesuatu yang tidak dapat dijangkau.
Artinya tidak dapat dijangkau oleh fisik manusia.
Jin, bagi saya dalam pandangan
sebuah visi adalah analogi dari sesuatu yang tak nampak yang mempunyai kekuatan
yang lebih besar daripada fisik manusia, yaitu
pikiran, partikel, atom, electron, dan
quantum.
Dikatakan bahwa ada Jin yang baik
dan ada Jin yang jahat. Disini adalah untuk menggambarkan bahwa mereka tersebut
(pikiran, partikel, atom, electron, dan
quantum) dapat bersifat baik (membantu) atau jahat (merusak). Dimana sifat
jahat adalah dianalogikan dengan Syetan. Disini kita memahami pengertian
yang mengatakan bahwa manusia bisa bersahabat dengan Syetan, dan Jin juga dapat
bersahabat dengan Syetan.
Bila seseorang sedang mempelajari
cara-cara mengolah pikiran mereka, entah itu law of attraction, brain power, master mind, dll, maka dapat
dikatakan bahwa seseorang sedang memelihara dan melatih Jin dalam dirinya. Sedangkan
semua Jin tersebut tetaplah tunduk untuk beribadah kepada Allah, karena pikiran, partikel, atom, electron, dan
quantum tetaplah berjalan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Allah.
Manusia melalui raga fisiknya dapat mati,
sedangkan Jin (pikiran, partikel, atom,
electron, dan quantum) berumur
sangat panjang dan tetap ada walau raga fisik manusia telah mati.
Jadi memang benar apa yang dikatakan
dalam ayat tersebut, (QS Dzariyat: 56),: Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk menyembahKu.
Salam Jin!
4 comments:
artikel yang sangat membangun di bulan ramadhan ini, lanjut pak agung... ^_^
Artikel yang mencerahkan Pa. Terus apakah 'Jin' juga punya kebebasan untuk memilih Sikap, Tindakan maupun pemaknaan atas sesuatu sebagaimana manusia juga Pa? Terimakasih atas pencerahannya..
jin bisa ditinjau dari segi bahasa :
jin berasal dari kata janaa - yajunu
yang berarti "gila, tak terjangkau" dll, dari kata dasar ini (fiil madhi) terbentuk kata lain : majnun (berarti gila), jin (sejenis makhluk/benda yg tak terjangkau akal/otak)
Post a Comment