Saya sedang duduk di lounge
bandara udara Soekarno Hatta berdampingan dengan seorang ibu dan bapak yang
menyertai satu anaknya, perempuan
berumur kira-kira enam tahun. Saya mendengar ibu itu bicara kepada
anaknya.
“Hei sweetie, what
are you doing?”
“Just drawing mom, this is my new coloring book”
Melihat aktivitas mereka memakai bahasa Inggris saya tertarik
untuk mengucapkan kekaguman saya kepada anak perempuannya.
“Pintar sekali anaknya bu.”
“Iya pak, dia sudah memakai bahasa Inggris sejak di pra
sekolah. Saya membiasakan memakai bahasa Inggris juga buat sehari-harinya.”
“Wah, bagus bu, bagus sekali,” kata saya.
Anak itu terlihat mendekat ke ibunya untuk menanyakan
sesuatu.
“what is the meaning of this mom?”
Saya melihat apa yang ditanyakan oleh anak itu. Ia menunjuk
sebuah kalimat yang ada di buku menggambarnya. Kalimatnya itu: Mentari itu mulai melirik dari ufuk timur
disertai cahaya semburat jingga.
“Nah, inilah pak, “kata ibu itu sambil melihat ke arah saya
sementara bapaknya disuruh menjelaskan apa yang ditanyakan anaknya tadi.
“Saking terbiasanya dia memakai bahasa Inggris, bahasa Indonesia jadi lupa, he
he he”
Saya melihat ibu tersebut tertawa bangga.
Saya benar-benar kurang paham, apa yang dibanggakan oleh ibu
tersebut? Apakah ia bangga bawa anaknya fasih berbahasa Inggris sementara minim
pemahaman bahasa Indonesia?
Bukan hanya sekali saja saya melihat fenomena seperti ini.
Dalam obrolan bersama ibu-ibu lainnya mereka lebih membanggakan anaknya bisa
berbahasa Inggris sementara mengabaikan bahasa Indonesia.
Ada satu persepsi bahwa “mereka
lebih yakin anaknya sukses bila
menguasai bahasa Inggris”
Saya tidak mengatakan bahwa bahasa Inggris itu tidak
penting. Itu sangat penting karena digunakan sebagai bahasa Internasional.
Silahkan anak-anak anda mengenal bahasa Inggris sejak dini. Namun selain itu,
bahasa Indonesia dan pemahaman bahasa yang baik dan benar tetaplah hal pokok
yang tidak boleh dilupakan.
Bila semua generasi muda hanya menyelami dan menggunakan
bahasa Inggris sementara mengabaikan bahasa Indonesia, bisa jadi bahasa
Indonesia akan menjadi asing di negerinya sendiri.
Bahasa Indonesia bagi saya adalah bahasa ibu. Bahasa Tanah
Air yang memang harus kita banggakan. Sebelum terlambat dan sebelum semua
bagian yang bisa kita banggakan dari tanah air menjadi tersingkir dari
tempatnya, sudah selayaknya kita sebagai orang tua memberikan edifikasi
kepada penerus bangsa tentang pemahaman, pemaknaan, dan pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Belajar Bahasa Inggris itu baik, namun lebih baik lagi memahami dan
menyelami bahasa Indonesia lebih dari itu”
Salam Cerdas Indonesia!
No comments:
Post a Comment