Buku ini sangat bagus. Sekali lagi saya mengacungi jempol
atas upaya penelitian para penulisnya, walaupun belum selesai. Ya memang belum
selesai. Setiap bab diakhiri dengan pilihan bebas para pembaca.
Bisa dikatakan bahwa buku ini adalah buku ‘ambigu’
Buku ini menawarkan pilihan, dan ketika pembaca
menyelesaikan setiap bab dalam buku ini, pembaca harus berpikir keras untuk
mencerna penelitian-penelitian yang belum usai tersebut. Ada beberapa hal
sederhana yang memang telah kita ketahui bahwa hal tersebut tidak membantu
banyak atau tidak bermanfaat untuk kemajuan.
Contohnya ada pada MITOS
16 yang menyebutkan: Jika anda tidak yakin pada jawaban anda
ketika mengerjakan ujian, lebih baik ikuti firasat awal anda.
Dan kesimpulan pada kalimat akhir merupakan kalimat ‘ambigu’
yang membingungkan pembaca:
“Jadi pada intinya, ketika ragu, kita sebaiknya jangan
mempercayai insting kita. Lagi pula, firasat awal tetap saja hanya firasat.
Jika kita memiliki alasan yang tepat untuk memercayai bahwa kita salah, kita
harus memepercayai pikiran kita, bukan firasat kita, dan mulai menghapus
jawaban kita.”
Anda lihat bahwa pada kalimat terakhir terdapat
kalimat-kalimat yang berbeda, yaitu: Insting,
Firasat, Pikiran.
Bila buku ini merupakan buku ilmiah, maka Firasat
perlu diartikan lebih dalam seperti apa, Insting seperti apa, dan Pikiran
seperti apa.
Ada yang menarik yaitu pada halaman 121 tentang FIKSI dan
FAKTA, dimana bagi kita, Fakta itulah yang bagi penggiat Hypnosis yang memang
sudah dilakukan. Jadi para penggiat Hypnosis di Indonesia memang melakukan
fakta tersebut dan tidak melakukan fiksi yang ditulis (atau para peneliti ini yang ketinggalan jaman?)
Contohnya adalah FIKSI yang ditulis:
Relaksasi merupakan syarat terjadinya Hypnosis (kalau ditulis ‘merupakan salah satu syarat
dari berbagai syarat yang ada …..’ maka akan menjadi FAKTA)
Kemudian dalam FAKTA ditulis:
Orang bisa dihipnosis ketika berolahraga dengan penuh
semangat (saya kira, seluruh penggiat
hypnosis dan pengajar hypnosis sudah membicarakan ini dalam materi mereka)
Contoh lagi Fiksi yang ditulis:
Orang tidak menyadari keadaan di sekitarnya selama hypnosis
FAKTA yang ditulis:
Orang yang dihipnosis menyadari keadaan di sekitar mereka
dan dapat mengingat semua perincian percakapan yang didengar selama hypnosis
Contoh lagi Fiksi yang ditulis:
Penentu utama keberhasilan hypnosis adalah kemampuan ahli
hypnosis
FAKTA yang ditulis:
Penentu utama keberhasilan hypnosis adalah tingkat kepekaan
orang terhadap sugesti hypnosis
Contoh lagi Fiksi yang ditulis:
Tingkat motivasi yang sangat tinggi dapat membuat orang
berjalan di atas batu bara yang terbakar
FAKTA yang ditulis:
Berjalan di atas api dapat dilakukan siapapun yang bisa
berjalan cukup cepat karena batu bara adalah konduktor panas yang buruk
Bagi saya, para peneliti ini ketinggalan jaman, karena para
penggiat Hypnosis di Indonesia sudah membeberkan fakta-fakta diatas sejak lama.
Tidak ada satupun penggiat Hypnosis (yang
bisa saya liat adalah semua yang terlibat dalam IHS) Tidak ada yang pernah
saya dengar mengklaim bahwa: Penentu utama keberhasilan hypnosis adalah
kemampuan ahli hypnosis. Mereka akan mengatakan dan memberikan
pembelajaran bahwa: Penentu utama keberhasilan hypnosis adalah tingkat kepekaan orang
terhadap sugesti hypnosis.
Akhirnya saya harus menutup buku ini, menyimpannya di rak
buku saya. Walaupun buku ini bagus, namun saya tidak menyarankan anda untuk
memilikinya. Karena seluruh fakta yang dibeberkan di buku ini sudah anda
dapatkan dan diberikan pembelajarannya ketika anda belajar Hypnosis ataupun NLP
secara mendalam. Sekali lagi: ketika anda belajar Hypnosis ataupun NLP secara
mendalam, artinya adalah tidak berhenti sampai di kulit dan mengembangkan
wawasan secara terbuka.
Bagi saya, fakta yang ada di buku bukanlah hal baru, dan
kita semua selalu menerapkannya untuk pemberdayaan masyarakat Indonesia, bahkan
sebelum para peneliti di buku ini menerbitkan buku tersebut!
Viva Hypnosis Indonesia!
No comments:
Post a Comment