Buku ’50 Mitos Keliru dalam Psikologi’ menjadi menarik bagi
saya karena beberapa hal. Beberapa diantaranya adalah:
1. Saya sebagai penulis buku.
Sebagai Penulis, tentu saja buku apapun akan
memperkaya wawasan saya. Sebagai penulis, saya juga melihat bahwa buku ini juga
merupakan sebuah ‘industri’ walaupun di dalamnya ia sedang mengkritisi tentang
‘industri psikologi’, namun mau tak mau buku ini sendiri sangat terlihat
sebagai sebuah ‘industri’ buku tersendiri.
2. Saya sebagai praktisi dan pengajar aplikasi
Hypnosis.
Pandangan dalam buku ini sangat menarik dan
saya sangat setuju dengan hal-hal yang diungkapkannya. Hanya saja, sebagai
pembaca anda tentu saja benar-benar harus memahami mengapa buku ini ditulis dan
apa tujuan buku ini ditulis.
3.
Saya
sebagai pembaca buku.
Sebagai seorang pembaca buku, saya tentu saja
akan meletakkan segala ‘preferensi’
apapun yang ada di otak saya. Saya akan memposisikan diri sebagai orang netral
untuk menyerap sebanyak-banyaknya informasi yang ada. Bila seorang pembaca buku
membaca sebuah buku dengan persepsi ‘pembenaran’ dari apa yang diyakininya,
maka buku apapun hanya akan menjadi ‘tameng’ terhadap apa yang diyakininya.
Buku ini menjadi menarik dikarenakan judulnya: ’50 Mitos Keliru dalam Psikologi’
Oke, sebagai pandangan bebas terhadap sebuah buku, saya akan
mulai dari judul yang ada.
Buku setebal 296 halaman ini merupakan buku Ilmiah, terlihat
dari jumlah halaman daftar pustaka yang mencapai 27 halaman sendiri. Artinya
buku ini memang ditulis dengan sangat hati-hati dengan memperhatikan literatur
dan sumber-sumber yang ada. Belum lagi bila kita melihat penerbit buku ini
adalah Willey-Blackwell, West Sussex, UK. Yaitu sebuah penerbit yang
khusus menerbitkan buku-buku ilmiah. Jadi berangkat dari sini, kita bisa
melihat bahwa pandangan dalam buku ini adalah pandangan ilmiah. Bila pandangan
dalam buku ini adalah ilmiah, artinya memang ada banyak hal yang belum masuk
dalam ‘ranah ilmiah’.
Belum masuk bukan berarti ‘tidak ilmiah’, namun masih dalam
perdebatan, penelitian, dan perjalanannya untuk menemukan evidence best practice.
Termasuk yang dinamakan mitos itu sendiri. Jadi memahami definisi ilmiah dan
tidak ilmiah dengan tepat atau science
dan pseudoscience dengan tepat, dapat
menjernihkan pandangan bahwa yang dikatagorikan ‘belum ilmiah’ saat ini tidak
harus ditolak mentah-mentah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah dan kemudian
dipastikan tidak benar.
Permulaan buku ini dikutipkan kalimat dari Sir Karl Popper yang sangat menarik:
“Ilmu pengetahuan dimulai dengan mitos dan penilaian kritis terhadap
mitos”
Kalimat ini sangat gamblang menjelaskan bahwa apapun yang
kita terima saat ini sebagai pengetahuan ilmiah, dulunya adalah MITOS! Dari
mitos itulah kemudian dilakukan penelitian panjang, perdebatan, dan pengumpulan
bukti-bukti yang memakan waktu sangat lama yang akhirnya disimpulkan bahwa
penilaian kritis yang bermula dari mitos tersebut menjadi sebuah ilmu
pengetahuan yang saat ini dinamakan ilmiah.
Jadi bila saat ini tersebar banyak hal yang kita anggap
sebagai mitos, itulah awal pengetahuan! Dan penilaian kritis terhadap banyak
mitos yang ada saat ini, adalah sebuah langkah yang dimasa akan datang bisa
membuat mitos tersebut menjadi ilmu pengetahuan ilmiah!
Oke, saya kembali kepada judul yang ada: ’50 Mitos Keliru dalam Psikologi’
Bila saya membaca buku terjemahan seperti buku ini, maka mau
tidak mau saya harus mencari judul asli yang tertera pada halaman awal
informasi penerbitan. Mengapa saya cari? Karena judul yang sudah dibuat dalam
bahasa setempat, biasanya sudah disesuaikan dengan rencana marketing
buku dari penerbit. Dalam hal ini penerbit buku ini adalah group Bentang
Pustaka.
Bentang Pustaka melakukan edit pada judul dengan harapan
buku ini akan laku di Indonesia ditengah maraknya pengetahuan psikologi popular
dan hypnosis. Namun edit judul tersebut menjauhkan judul dari inti yang mau
disampaikan oleh penulis buku ini.
Judul dalam bahasa Indonesia adalah: ’50 Mitos Keliru dalam Psikologi’
Sedangkan judul asli buku ini adalah: ’50 Great Myths of Popular Psychology’
Anda tentu saja bisa melihat perbedaan dari kedua judul
diatas bukan? Darimana kata ‘keliru’ yang diberikan oleh penerbit Bentang ini
didapatkan? Jadi judul yang diambil oleh penerbit Bentang semata-mata hanya
untuk menarik minat baca bagi isu besar yang sedang merebak di Indonesia dalam
bidang psikologi popular.
Buku asli yang ditulis oleh Scott O. Lilienfeld, Steven Jay Lynn, John Ruscio, dan Barry L.
Beyerstein ini tidak hendak mengatakan bahwa mitos itu keliru. Yang
mengatakan bahwa mitos itu keliru adalah terjemahan dari penerbit Bentang. Buku
asli mengatakan dalam judulnya bahwa: ’50
Great Myths of Popular Psychology’, 50 Mitos besar dalam Psikologi Popular.
Artinya penulis buku ini mengatakan bahwa ada 50 Mitos besar
(dan
tidak keliru) dalam bidang psikologi popular yang harus kita kritisi
supaya dilakukan penelitian lebih lanjut agar kita tidak salah dalam melakukan
penilaian terhadap sifat manusia (Shattering
Widespread Misconception about Human Behaviour)
Buku yang sangat bagus isinya ini menjadi ‘kurang bagus’
dikarenakan editing judul yang dikarenakan unsur marketing pasar buku.
Mengapa judul asli ini penting? Ya karena pemahaman dalam isi buku dibuka
dengan judul buku. Dalam judul yang sudah mengalami editing ini, yaitu ’50 Mitos Keliru dalam Psikologi’, Pembaca
diarahkan bahwa mitos yang ada adalah keliru. Padahal dalam isi buku ini tidak
ada pernyataan tentang mitos yang keliru.
Saya akan ambil salah satu contoh, yaitu pada halaman 1, tentang:
Kemampuan Otak, Mitos tentang
persepsi. Dikatakan MITOS 1 :
‘Sebagian besar orang hanya menggunakan 10% Kekuatan Otak Mereka’
Jadi bila ada kalimat psikologi popular mengatakan bahwa ‘Sebagian
besar orang hanya menggunakan 10% Kekuatan Otak Mereka’ itu adalah
MITOS. Dan hal tersebut tidak berarti salah! Artinya dilakukan penelitian
secara ilmiah tentang fungsi otak yang 10% tersebut. Dan dari penelitian bidang
neurologi klinis dan neuropsikologi, dua disiplin ilmu yang bertujuan memahami
dan mengurangi efek kerusakan otak, bahwa kehilangan kemampuan otak kurang dari
90% kerana kecelakaan atau penyakit hampir selalu memberikan dampak berbahaya.
Bisa saja kalimat ‘Sebagian besar orang hanya menggunakan 10%
Kekuatan Otak Mereka’ hanyalah kalimat metafora belaka, sedangkan
bidang science melakukan penelitian secara harafiah.
Pada MITOS 1 ditutup dengan kalimat yang bijaksana dari
penulisnya:
Mitos 10% memang telah memotivasi banyak orang untuk
berjuang meningkatkan kreativitas dan produktivitas dalam kehidupan mereka,
yang tentu saja bukan hal buruk. Bantuan, dukungan, dan harapan yang dihasilkan
mitos ini hampir dapat membantu menjelaskan alasan mitos ini berumur panjang.
Dari penulisan awal dan kalimat terakhir, saya tidak
mendapatkan penulis mengatakan bahwa mitos ini salah! Penulis mencoba
mendudukkan masalah secara tepat dengan pandangan bahwa hal tersebut sebagai
mitos yang perlu dimaknai kembali dari sisi ilmiah.
No comments:
Post a Comment