Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Friday, May 4, 2012

Pencerahan permen Mentos

Orang itu dengan semangat mencari seorang guru yang dapat menjadikannya ‘cerdas’. Ia tak peduli apapun juga, karena ia sekali lagi ingin cerdas!
Beberapa lama ia mencari lewat iklan-iklan yang ada di supermarket, maka didapatlah informasi tentang seorang guru mumpuni yang mampu membuat cerdas dalam waktu 10 hari! Wow ajaib, hanya 10 hari!

Penampilan sederhana dari sang guru kadang membuat orang ini sedikit nggak percaya, apa sih rahasianya cerdas dalam 10 hari? Padahal kalau guru yang lain sudah mengenakan ‘jubah’ bak seorang malaikat yang paling benar sedunia. Dan jubah itulah yang dikatagorikan ‘walk the talk’.
Dalam pertemuannya tersebut, orang ini memberanikan diri bertanya tentang sebuah rahasia besar.
“Bos apa sih rahasianya bisa cerdas seperti anda?”
“Gampang!”
“Wah, gampangnya apa bos?”
“Kalau kamu serius, akan saya kasih tau”
“Saya serius bos! Bener-bener serius!”
“Oke nanti malam kamu belajar neurological level dulu ya, biar bisa memahami kamu mau shifting seperti apa”

Akhirnya tibalah saatnya orang tersebut mendengarkan rahasia besar sang guru untuk cerdas dalam 10 hari
“Saya punya permen ajaib!”
“Permen bos?”
“Ya, permen ini yang membuat saya menjadi cerdas!”
“Bagaimana caranya bos?”
“Ada sepuluh permen, satu hari dimakan satu. Jadi dalam sepuluh hari ketika permen habis, saat itu juga kamu akan berubah cerdas”
“Oke bos, saya akan melakukannya”
“Satu permen ini harganya 1 juta, artinya untuk 10 hari kamu harus membayar untuk 10 permen seharga 10 juta”
“Waduh, mahal sekali ya bos?”
“Itu pilihan kamu. Terserah!”
“Oke bos, oke. Saya beli dan saya akan lakukan petunjuknya, satu hari satu permen”

Permen bulat-bulat berwarna putih yang ditaruh dalam toples itu akhirnya dibawa pulang. Ia kemudian memakannya satu hari satu permen. Pada hari kelima ia melihat permen putih tersebut dan merasakannya, kok rasanya ia pernah memakan permen seperti itu.
Pada hari ketujuh, ia sangat yakin bahwa permen yang ia makan adalah permen mentos berwarna putih, hanya saja bungkusnya sudah diambil dan ditaruh dalam toples. Hari ketujuh itu ia marah tak kepalang.
“Kurang ajar! Kurang ajar! Dasar penipu! Ini kan permen mentos. Sialan! Saya beli dari dia harganya 10 juta sebanyak 10 butir permen! Coba kalau 10 juta itu aku belikan permen sendiri, aku bisa dapat berkotak-kotak permen itu!

Dengan lantang orang tersebut menghampiri gurunya dan langsung menyemprot dengan kata-kata yang sudah dipendam dari rumah
“Bos! Kamu telah menipuku! Inikan permen mentos biasa. Bila 10 juta itu aku belikan permen sendiri, maka aku akan mendapat berkotak-kotak permen. Tidak hanya 10 biji permen!”
“Ini hari keberapa?”
“Hari ke tujuh bos! Nggak perlu nunggu hari 10, aku sudah sadar bahwa aku ditipu!”
“Nah, terbuktikan , bahwa baru hari ke 7 kamu sudah cerdas!”

Orang tersebut masih terbengong-bengong dengan keadaan yang ada. Hari ke 7 sudah cerdas? Kok bisa sih? Akhirnya dia dituntun oleh seseorang yang menguasi ‘pikiran dan perasaan’ untuk diberikan pengertian lebih lanjut.
“Kamu harus bersyukur karena baru hari ke 7 kamu sudah cerdas! Sebelumnya kamu tidak mengetahui bahwa permen mentos bisa dijual dengan harga 10 juta. Sekarang dengan kecerdasan yang kamu miliki, kamu bisa membeli permen mentos sebanyak-banyaknya. Sekarang kamu tahu bahwa ketika permen itu dijual di warung pinggir jalan, maka harganya hanya 4500 per bungkus dengan isi 10 permen. Namun ketika permen tersebut masuk dalam toples yang bagus dan diberikannya di tempat berbintang lima, ia bisa berharga 1 juta per biji. Artinya kecerdasan adalah sebuah pola pandang ketika kamu terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada pada kehidupan.”

No comments: