Pada waktu semua belum berawal, yang pertama ada adalah Dia
(saya tulis dengan D huruf besar)
Karena sepi, tidak ada teman, tidak ada cumbuan, tidak ada
sandiwara, tidak ada eksistensi, maka Dia mempunyai pikiran untuk meramaikan
awal yang belum ada apa-apa menjadi ramai dengan cerita.
Untuk itulah kemudian Dia menciptakan dia (saya tulis dengan
d huruf kecil)
dia yang baru saja ada ini masih dungu. Tidak bisa apa-apa,
tidak kreatif, tidak punya inisiatif. Seperti kerbau yang dicocok hidungnya,
dia baru berjalan dan bergerak setelah ada perintah. Alam raya memang menjadi
berwarna setelah Dia menciptakan dia. Ada pelangi, ada suara, ada nada dan
simphoni yang dinyanyikan.
Yang menjadikan lebih berwarna memang kemudian ada cumbuan,
ada erangan, ada pelukan, ada peluh yang keluar, ada puncak yang didaki
bersama.
Warna itu menjadi lukisan abstrak yang indah dalam erat
kejang dan rintihan lega setiap pencapaian akan kenikmatan yang sangat dalam. Lebih
indah ketika didengarkan hembusan nafas dekat telinga sehingga memicu gerakan
liar yang tak bisa dikendalikan.
Ada godaan yang sengaja disentuhkan melalui nafas yang
memburu.
Ada suara yang sengaja didengarkan lebih keras seperti
serigala yang melolong
Ada gerakan yang sepertinya ingin dikendalikan namun tak
terkendalikan karena memang dibiarkan nikmat bila tanpa kendali.
Ada puas setelah pencapaian lunglai dalam dekap erat yang
seakan ingin diulangi lagi sampai lelah.
Dia berwarna dengan adanya dia.
Namun Dia ingin menjadikan dia lebih agresif, lebih kreatif,
dan lebih bisa dibanggakan bagi cerita kehidupan nantinya.
dia memang akan bisa bekerja keras, bisa kreatif, bisa
dibanggakan, bila dia dikatakan sebagai yang pertama yang ada. Karena Dia
menginginkan cerita yang sangat berwarna bagi kehidupan yang berjalan, akhirnya
dibuatlah sebuah cerita yang disampaikan Dia kepada dia.
Pada sebuah malam Dia menceritakan cerita kepada dia yang
dianggapnya sebagai sebuah rahasia.
“Aku akan menyampaikan rahasia padamu, bahwa kamulah yang
pertama ada. Aku hanya menemanimu setelah kamu ada”
Dengan cerita rahasia tersebut, seperti ledakan yang selama
ini digembar-gemborkan dalam sebuah penemuan yang bombastis, Big Beng! Dentuman
itu terjadi di telinga dia. Telinga dia mendengar ledakan yang memang
meledakkan seluruh potensi yang ada dalam diri dia, yang menyebabkan dia
bangkit dan menjadi di depan atas segala sesuatunya.
dia kini mau bekerja keras, mau kreatif, mau bertanggung jawab,
menguasai segala hal, dan mau bertindak sebagaimana dia yang banyak ada
sekarang ini.
Sampai saat ini Dia tetap menyimpan rahasia tersebut, karena
dia hanya menjadi tampak lebih kuat apabila rahasia itu tidak dibongkar. Dia memilih
menyimpan rahasia ini demi berlangsungnya cerita indah yang bergulir dalam
kehidupan.
Dia menginginkan cakarnya yang lebih kuat, menginginkan
pencapaian yang sering dinikmati, menginginkan suara desah dan erangan yang
terdengar dekat telinga, walaupun itu semua adalah fatamorgana dari sebuah
rahasia yang disimpan.
Suatu masa, di saat populasi terjadi semakin banyak karena
pencapaian klimaks yang tiada batas, seorang perempuan pada abad baru bertanya
kepada Dia
“Wahai Dia, adakah sebuah rahasia tentang penciptaan semua ini?
Siapa yang lebih dulu ada ya Dia?”
Dijawab oleh Dia dengan suara lirih, “Sssssssssttttt ini
rahasia sesama perempuan”
Salam Miracle!
Agung Webe
No comments:
Post a Comment