Saya
akan mengajak anda untuk mundur, bukan hanya pada jaman sebelum Mataram yaitu
Pajang dan Demak, namun ke jaman Majapahit. Dari sini kita akan melihat apa
yang menyebabkan Majapahit besar dan mengapa Majapahit hancur. Pergantian
kekuasaan dari Majapahit ke Demak dan dari Demak ke Mataram. Majapahit berkuasa
sekitar 200 tahun, atau berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M.
Majapahit merupakan kerajaan kuat dengan wilayah yang luas. Ekspansi kerajaan ke berbagai wilayah dengan menggunakan kekuatan maritim menjadikan pasukan Majapahit sangat dekat dengan dunia laut. Namun dengan begitu, untuk menjadikan aman bagi pasukan lautnya, raja-raja Majapahit tidak pernah menyinggung tentang penguasa laut yaitu Ratu Kidul. Kalau mau dikaitkan dengan masyarakat yang lebih kuno, maka masyarakat Majapahit tentu lebih kuno daripada masyarakat Mataram. Atau paling tidak seharusnya masyarakat pesisirnya sudah terlebih dahulu mempercayai kekuasaan Ratu Kidul dari masyarakat Mataram.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa letak Kerajaan Majapahit ataupun Demak tidak berada di wilayah yang dekat dengan pesisir selatan. Namun bukan itu masalahnya. Kalau kita melihat ekpansi wilayah Majapahit, ia bisa meliputi Nusantara.
Ada dua Clue yang bisa kita susupkan, yaitu:
1.
Pada tahun 1293 Jawa kedatangan pasukan
dari Cina yang diutus oleh Kubhilai Khan untuk menghukum Singhasāri
atas penghinaan yang pernah diterima utusannya pada tahun 1289. Artinya disini
bersamaan dengan pasukan tersebut, berbondong-bondong masuk satu pengaruh besar
di tanah Jawa. Raden Wijaya memanfaatkan kekuatan pasukan ini untuk menggempur
Singhasari dan mendirikan Majapahit.
2. Pada
kurun pemerintahan Wikramawardhana (1426), serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yang
dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim
China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433.
Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim
China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di
Semarang,
Demak, Tuban, Gresik, dan Ampel. Maka Islam pun mulai memiliki pijakan
di pantai utara Jawa.
Wilayah pesisir Selatan dengan ombak yang besar seperti Yogyakarta memang saat itu belum dibuka wilayahnya untuk sebuah kerajaan. Transportasi maritim yang mengandalkan laut tidak tertarik atau bahkan menghindari wilayah pantai dengan ombak besar tersebut.
Bersamaan
dengan waktu itu, kerajaan perdagangan baru yang berbasis Islam mulai berdiri,
yaitu Kasultanan Malaka. Kerajaan baru ini abad ke 15 mulai menguasai selat
Malaka dan melebarkan sayapnya untuk menguasai Sumatera, yaitu daerah kekuasaan
Majapahit yang mulai runtuh.
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh 1478 M, para Wali Islam
memproklamasikan berdirinya Negara Islam Demak dan diputuskan Bintoro sebagai
pusatnya. Sunan Giri memangku jabatan selama 40 hari, Kemudian ia
menyerahkan tampuk kepemimpinan Islam kepada Raden Fatah, putera Raja
Majapahit, Brawijaya Kertabhumi.
Kenapa
ada para Wali yang kemudian memproklamasikan berdirinya Negara Islam Demak? Darimana
mereka ini? Ingat clue ke 2, yaitu ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Cheng
Ho, dan telah menciptakan komunitas muslim China dan Arab
di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, Gresik,
dan Ampel.
Di daerah Gresik dan sekitarnya, berdirilah
Kewalian
Giri Kedhaton yang sangat dihormati dan ditaati. Bahkan untuk urusan
politik pun diserahkan kepada kewalian Giri Kedhaton, sehingga disana juga
berdiri sebuah komunitas yang “mirip kerajaan”.
Pada masa Majapahit, Kewalian Giri
Kedhaton merupakan oposisi yang merisaukan para penguasa Majapahit. Kewalian Giri
mendapat sokongan dari para pedagang di sepanjang Pantai Utara Jawa.
Pertukaran kekuasaan dari
Majapahit ke Demak menjadikan Demak sebagai Negara Islam pertama di Tanah Jawa
dengan politik Islam yang dikendalikan dari Giri Kedhaton, yaitu komunitas para
Wali (yang dikenal Wali Songo). Sisa
kerajaan Hindu di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung timur Jawa
dan kerajaan Sunda yang ada di Pajajaran bagian barat.
Demak berkuasa hanya 68 tahun! Ya hanya
68 tahun! Dari tahun 1500 sd 1568 (bandingkan
dengan Majapahit yang berkuasa selama 200tahun). Mengapa kekuasaan Demak
sependek itu? Artinya laboratorium yang dilakukan oleh
para Wali di Giri Kedhaton tidak berhasil. Corak politik keagamaan yang coba
ditanamkan di Nusantara tidak cocok, ya tidak cocok dengan ruh Nusantara! (seharusnya kita bisa belajar dari sejarah
ini)
Melihat corak yang tidak cocok
ini, yaitu corak ‘wali centric’ dan mengakibatkan kekuasaan tidak bertahan lama,
maka muncullah seorang tokoh pembaharu yang mengenal dengan sangat mumpuni cara
kerja pikiran dan psikologis Nusantara. Dia adalah Ki Juru Mertani yang
masih merupakan keturunan Sunan Giri pendiri dari Wali Kedhaton itu sendiri,
dan ibunya adalah puteri dari Ki Ageng Selo, seorang keturunan dari Brawijaya,
Raja Terakhir Majapahit.
Ki Juru Mertani dengan pengetahuan
yang dimilikinya mulai melakukan aksi!
(bersambung)
1 comment:
semakin deg deg an Pak Agung :D
Post a Comment