Artikel ini saya buat karena saya melihat pic bb dengan tulisan yang berbunyi: “Hidup ini tidak segampang cocotnya Mario Teguh “
Terus terang ini menggelitik saya walaupun saya tertawa terbahak-bahak juga membacanya, seperti anda sekarang yang sedang tertawa bahkan terpingkal-pingkal.
(mari tertawa dulu, baru lanjut bacanya)
Di samping maraknya siaran dari para motivator, baik itu televisi, radio, dan media cetak, ternyata ada juga yang memandang berseberangan dari maksud sang motivator itu sendiri. Dan bagi saya, ini adalah sebuah fenomena baru yang akan bergulir!
Saya mengatakan ini fenomena baru yang akan bergulir, karena ada arus tersendiri dari bagian masyarakat yang memang jenuh dengan ocehan motivator. Saya sendiri membawakan materi seminar motivasi, dan banyak orang memberi label kepada saya pada saat di panggung seminar motivasi sebagai motivator. Untuk itu status yang dibuat pada pic bb tersebut jelas harus menjadi refleksi bagi semua motivator!
Masyarakat yang perlu tindakan nyata dari kegelisahannya dan kehidupannya yang dibawah garis rata-rata, akan menolak dengan kalimat-kalimat idealis yang terkesan di awang-awang baginya.” Hidup ini keras, hidup ini perjuangan, hidup ini tidak mudah” adalah sebuah pola pandang ( mind set ) yang terbentuk karena lingkungan menerpa dirinya demikan. Ia ditimpa kekerasan, ia ditimpa masalah yang mengharuskan ia berjuang, dan ia ditempa dengan kesulitan-kesulitan setiap hari. Dalam benaknya ia akan berteriak, “mana hidup yang mudah, mana hidup yang enak, mana hidup yang lunak, mana hidup yang gampang?”
Di sisi lain, bagi motivator itu sendiri kemungkinan ia telah melewati masa-masa pahit yang demikian. Perjuangan hidup sebelumnya yang kemungkinan sulit, penuh perjuangan, dan tidak mudah, telah ia lewati dengan tangguh. Dan sekarang ia berbagi bagaimana caranya melewati masa-masa sulit tersebut.
Memang, seseorang tidak akan bisa memuaskan semua pihak dan kalangan, dan akan selalu ada kelompok yang menentang dan tidak setuju dengan pandangan seseorang. Fenomena jenuhnya masyarakat dengan kata-kata muluk motivasi perlu dipandang serius!
‘Obat bagi orang sakit itu diperlukan, tapi apabila obat tersebut overdosis juga akan berbahaya.’
Perlu kalimat-kalimat yang membumi, kalimat sederhana yang praktis, yang tidak terlalu tergantung di awang-awang sebagai sebuah hal yang hanya menjadi tolok ukur bagi tindakan ideal saja.
Apabila meminjam istilah NLP, perlu dilakukan mirroring lagi kepada masyarakat kita tentang kebutuhannya. Atau kalau saya meminjam istilah Hypnosis, kalimat yang diucapkan perlu diberikan unsur covert hypnosis.
Mungkin sudah bukan saatnya para motivator hanya menjual kata-kata manis yang lebih manis dari madu, namun juga tips-tips praktis dan sederhana untuk melakukan karya nyata yang berdaya guna. (tantangan ini juga berlaku untuk saya pribadi).
Akhirnya kalimat, “Hidup ini tidak segampang kata motivator” menjadi sebuah fenomena baru yang tidak boleh dianggap remeh. Walaupun itu adalah pilihan bagi pribadi masing-masing untuk mendengarkan siapa, untuk melihat siapa, dan untuk membaca tulisan siapa. Apabila kita tidak cocok dengan seseorang tinggal matikan siaran teve, tutup Koran, matikan radio.
Kemudian carilah siaran, Koran, radio, blog, atau twitter yang cocok bagi anda, yang memberdayakan diri anda, dan tentu saja anda sukai!
Selamat menumpuh hidup atas pilihan kita masing-masing!
Agung Webe
Twitter: @agungwebe
2 comments:
Dahsyattt.....
mungkin di karenakan kurang terbuka pikirannya, dan kurang bergaul dengan orang² yang bisa memotivasi...
padahal memang butuh banyak pembelajaran yang harus di lewati....
dan manusia adalah apa yang dia fokuskan....
maaf arti dari pic bb itu apa ya? hhhe
Post a Comment