Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Thursday, October 27, 2011

JANGAN PIKIRKAN HASIL AKHIR

Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia  orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.

(Quran, Lukman 22)



Andrew Carnegie, industriawan dan dermawan Amerika pernah mengatakan:
Ada tiga jenis orang di dunia,
Pertama adalah, mereka yang melakukan sedikit mungkin pekerjaan. Mereka mungkin akan diam tidak bekerja apabila lepas dari pengawasan. Mereka ini sebisa mungkin melakukan sedikit mungkin pekerjaan dan menerima gaji.
Kedua adalah, mereka yang melakukan pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang ditetapkan. Mereka berpikir bahwa inilah pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan gaji yang saya terima. Mereka melakukan pekerjaan itu dan tidak lebih.
Ketiga adalah, mereka yang bekerja dan memberikan lebih banyak pada pekerjaan mereka. Mereka tidak memikirkan hasil akhir, tetapi senang melakukan pekerjaan itu. Mereka kadang bekerja lebih dari waktu yang ditetapkan.

            Orang yang masuk dalam katagori ketiga inilah orang yang sukses. Mereka optimis, penuh semangat dan keyakinan, mencintai pekerjaan mereka serta tidak memikirkan hasil akhir.
            Ini adalah bahan bakar terakhir kita sebelum lepas landas, sebelum masuk dalam penataan program pikiran. Tidak memikirkan hasil akhir adalah berkonsentrasi kepada apa yang sedang kita kerjakan saat ini. Untuk apa memikirkan hasil akhir? Bukankah energi yang kita punyai lebih baik kita gunakan untuk menyelesaikan apa yang sedang kita kerjakan daripada untuk memikirkan hasil akhir?
            Kalau dalam langkah awal kita sudah memikirkan hasil akhir, kita selalu cemas dengan hasil akhir, kita akan kehabisan bahan bakar di tengah jalan.
Renungkanlah,
Apabila apa yang anda kerjakan saat ini anda kerjakan dengan sungguh-sungguh, anda kerjakan seperti tipe ketiga dari jenis orang yang disebutkan oleh Carnegie tadi, bukankah kita tidak perlu ragu dengan hasil akhir kita?
Namun apabila anda mengerjakan sesuatu dengan acuh tak acuh, tidak dengan kesungguhan, ya anda patut mencemaskan hasil akhir anda.
            Dalam lingkup spiritual, tidak memikirkan hasil akhir adalah memasrahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Ketika kita telah berusaha semampu kita dan sekuat kita, kita tentu akan menyerahkan hasil apa yang kita kerjakan kepada sesuatu yang mengurusi semua alam raya ini.
            Tuhanlah yang akan mengurus semua apa yang kita serahkan kepadaNya. Tentunya dengan hal ini kita akan diajarkan untuk tetap rendah hati, tidak menyombongkan kekuatan kita sendiri.
            Pada awalnya kita memulai dengan penggalian potensi. Kita berusaha menemukan keunikan potensi kita. Setelah itu  kita berlatih untuk menentukan pilihan, kita membuat pilihan yang bermanfaat dan berguna. Setelah potensi dan kemampuan memilih kita miliki, kita akan yakin dengan diri kita sendiri. Kita akan optimis menghadapi kehidupan. Dengan optimisme itu kita sanggup untuk merubah diri kita ke arah pekembangan. Untuk berubah tentunya kemudian kita akan menggulingkan bola kecil, kita memulai melakukan langkah awal. Setelah kita melakukan langkah awal dengan penuh kesungguhan, pada saat mengerjakan langkah itu janganlah memikirkan hasil akhir. Atau dalam bahasa sederhananya, setelah semua itu kita lakukan, pasrahkan semua hasil yang ada kepada Tuhan.

            Seorang pembantu rumah tangga yang baru saja bekerja di rumah majikan barunya bertanya kepada majikannya itu.
“Tanggal berapa saya akan menerima gaji bu?”
“Nanti akhir bulan.”
Baru sebentar ia melakukan pekerjaan rumah, ia bertanya lagi hal yang sama. Sang majikanpun menjawab dengan kata yang sama. Setiap saat ia memikirkan akhir bulan dan membayangkan ia menerima gajinya. Karena ia sering melamun, pekerjaannyapun sering tidak bersih.
Hari kedua ia tetap bertanya hal yang sama. Hari ketiga juga demikian. Hampir setiap hari selama limabelas hari ia bertanya terus kapan ia akan menerima gaji. Sang majikanpun tetap berkata bahwa akhir bulanlah nanti ia akan menerima gaji.
Suatu malam majikan laki dan perempuan saling diskusi tentang pembantunya itu.
“Saya risih pak dengan pembantu kita itu. Yang ditanyakan selalu gaji melulu. Pekerjaannya kadang lupa. Ia memikirkan gaji terus.”
“Lalu gimana bu?”
“Kita cari lagi pembantu baru.”
            Akhirnya pada pertengahan bulan si pembantu itu dipanggil dan diberhentikan dengan digaji separoh. Majikan itupun kemudian menemukan pembantu baru lagi. Kali ini pembantu ini banyak diam, bahkan tidak pernah menanyakan kapan dan berapa besar ia akan dibayar. Namun pekerjaan rumah terlihat bersih, rapi dan memuaskan majikannya.
            Di akhir bulan ia bekerja, majikannya memutuskan untuk memberi dia gaji lebih besar dari rata-rata pembantu karena ia menunjukkan kesungguhannya. Bahkan ia juga diberi pakaian dan hadiah lainnya.

Meraih Sukses adalah kerjakan sesuatu secara maksimal dan jangan pikirkan hasil akhir.


Kegagalan dan kehilangan adalah para pendidik dan pemurni yang baik

(Albert Einstein)

salam Sukses!
Agung Webe 

No comments: