Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Saturday, October 1, 2011

HARAPAN BUKANLAH KESEMPATAN

Banyak pesimisme terjadi karena seseorang tidak punya harapan atau putus asa terhadap harapannya. Sekian lama mempunyai harapan dan ternyata harapannya tak kunjung menjadi realita.
Focus! Focus! Focus! Demikian kata sebuah slogan yang mengarahkan seseorang untuk mewujudkan harapannya.
Setiap hari sudah focus, setiap langkah sudah focus, pikiran sudah focus, mengapa harapannya tidak kunjung nyata juga?

Rasa putus asa yang menyebabkan sikap ‘semau gue’ dalam hidup dan penerapan ‘prinsip air mengalir’  yang salah. Saya katakan prinsip air mengalir yang salah, adalah pembenaran dari prinsip tersebut. Ketika usaha seseorang untuk menggapai harapan gagal dan ia tidak bersemangat untuk maju lagi dalam perjuangannya, maka ia membenarkan sikap pesimismenya tersebut dengan berkata, “ah saya mengalir saja seperti air, akan kuikuti aliran kehidupan apa adanya” dan kemudian ia benar-benar mengalir, yaitu pasif diam saja menunggu takdirnya hadir dalam bentuk apa saja.

Beberapa teknik membangun harapan sudah sangat benar untuk diterapkan. Dengan menerapkan focus atau memikirkan terus menerus dengan merasa bahwa harapannya sudah terjadi, juga mengerahkan VAKOG yang ada.

Apa yang tidak tepat?
Saya akan ilustrasikan cerita klasik berikut:

Seseorang yang terkena bencana banjir besar  berhasil menyelamatkan diri dengan mengapung di atas kayu besar yang terapung. Ia kekurangan makan, kekurangan minum dan berharap ada pertolongan dari Tuhan, karena dalam kondisi banjir besar seperti itu ia berpikir bahwa hanya mukjizat Tuhan yang dapat menolongnya.
Setiap saat ia berdoa:
“Ya Tuhan, tolonglah hambamu yang terapung sendirian di tengah banjir ini”

Beberapa lama kemudian datang sebuah helicopter yang menurunkan seorang lewat tali untuk menolong orang tersebut
“Ulurkan tanganmu, aku datang untuk mengangkatmu dari tempat ini!”
Orang yang terapung di tengah banjir tersebut berkata,
“Aku menunggu Tuhan menolongku, pergilah! Aku menunggu pertolongan Tuhan!”


Orang yang sedang dilanda bencana banjir tersebut telah membuat harapan. Ia sudah focus setiap saat tentang sebuah pertolongan. Namun sayang ia tidak peka terhadap hadirnya kesempatan dalam hidupnya.

Sekarang, apakah dengan membuat harapan saja sudah cukup? Tentu saja belum! Walaupun sudah focus setiap saat terhadap harapan yang dibuat, namun bila kepekaan terhadap kesempatan yang hadir tidak ada, harapan hanya akan menjadi angan yang hilang.
Dengan hal tersebut, ternyata mengasah kepekaan untuk dapat melihat kesempatan adalah hal penting yang harus dilakukan.

Hadirnya sebuah kesempatan adalah seperti hujan yang diguyurkan oleh Tuhan atas jawaban dari harapan kita. Yang kita perlukan hanyalah kejernihan dalam diri  untuk melihatnya.
Caranya?
Bila diri kita dipenuhi pikiran focus setiap saat dan tidak memberikan ruang bagi pikiran untuk rileks, maka kita tidak akan mempunyai kepekaan untuk melihat hadirnya kesempatan.
Lihatlah! Setiap ide besar yang mengubah sejarah hadir pada saat santai setiap orang yang melahirkannya.
Luangkan waktu lima menit setiap malam sebelum tidur, tutup mata anda dan rasakan nafas anda. Rileks dan santai. Nikmati saat pikiran santai dan bebaskan dari focus apapun juga.

Selamat untuk melihat kesempatan yang hadir dalam hidup anda!

Salam sukses
Agung Webe
Mind Recollectionisthttp://www.agungwebe.net

1 comment:

Anonymous said...

penjelasan yg sangat sederhana dan mudah dicerna thx mas Agung webe