CATATAN NAKAL DI PAGI HARI

Hanya tersibak sedikit, namun itu yang membuatku bergairah untuk menelusuri semua yang ada dibaliknya.

Ku tanggalkan semua pikiran yang berusaha berontak untuk menghalangiku menahan apa yang ingin kulampiaskan, toh ini adalah anugerah yang bisa kurasakan.

Ingin kuulangi setiap saat bila kuingat tetesan keringat yang membasahi semua tubuhku dalam pendakian kita berdua. Apalagi untaian kata yang tak jelas yang keluar dari bibirmu dan itu sangat dekat sekali dengan telingaku

Aku mau itu tak putus dapat kunikmati setiap saat aku ingin

Aku ingin bersama angin menyusup dalam angan yang membawa ke segala penjuru yang ada dari relung-relung keindahan. Aku ingin bersama air menjadi basah melebihi keringat yang pernah kau bagikan.

Aku ingin menjadi suara yang melebihi irama nakal yang tak tersusun itu

Aku ingin menjadi bagian yang kau ingini untuk kau laukukan dalam pendakian menuju nirwana kita.

Puncak itu sangat tinggi, namun kita bisa mengalahkannya setiap waktu kita mencapainya.

Kadang langkahmu cepat, kadang langkahku yang cepat. Kita saling menunggu untuk bergandengan tangan yang menciptakan harmoni dari nafas-nafas kita. Nafas itu adalah keindahan yang selalu kulukis dalam prasasti di alam semesta.

Aku ingin melukis lagi dengan warna pena dari jarimu, aku ingin melukis lagi dengan kanvas dari lekuk tubuhmu, aku ingin melukis lagi dengan bingkai dari tatapmu.

Aku ingin melukis lagi dengan balutan suara lirih dari pencapaian inginmu

Inginmu menjelma jadi inginku, bahkan inginmu adalah jiwa dari inginku.

Jangan kau putus rajutan ingin yang sudah kau tanam dan menjadikan aku kecanduan atas itu. Aku mabuk, aku melayang, dan aku menjadi irama dari nada yang kau awalkan.

Pendakian ini sungguh hebat, ingin kuulangi setiap pagi saat aku melihat sedikit yang tersibak.

Tantra’ – Oktober 2011

Agung Webe