Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Monday, October 3, 2011

PEJAMKAN MATA ANDA, DAN LIHAT TERNYATA MASALAH ADA DI DALAM DIRI ANDA

“Aku muak terhadap kehidupanku”
“Keluargaku bagai neraka, aku nggak betah dirumah”
“Lingkunganku penuh masalah, aku mau jauh dari lingkungan ini”
“Anak-anakku selalu bikin masalah, aku nggak kuat menghadapi mereka”

Berbagai keluhan dan ‘curhat’ seringkali mempermasalahkan sesuatu di luar diri manusia itu sendiri. Masalah seolah datang dari luar dan menghampiri dirinya.

Dunia ini berjalan apa adanya, begitu pula segala peristiwa yang ada. Ia mengalir tanpa ada jenis  peristiwa, yiatu peristiwa yang baik dan peristiwa yang buruk. Peristiwa itu ya peristiwa! Yang kemudian memberikan ‘label’ baik atau buruk adalah pikiran manusia itu sendiri.
Contoh:
Seorang anak yang berkegiatan aktif akan dianggap sebagai peristiwa yang buruk oleh seorang ibu  yang harapannya adalah anak yang tenang dan diam.
Namun anak berkegiatan aktif akan dianggap sebagai peristiwa baik oleh seorang ibu  yang memahami bahwa pola anak adalah unik bagi masing-masing anak yang ada.

Masalah sering kali benar-benar menjadi ‘masalah’ ketika harapan yang dipunyai oleh seseorang tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya.
Seorang laki-laki yang berharap ketika pulang kerumah sudah disediakan teh hangat oleh istrinya, namun ternyata istrinya asyik nonton sinetron teve. Harapan laki-laki ini tidak terpenuhi dan jadilah hal tersebut sebagai sebuah masalah.
Kalau kita tinjau dari peristiwa di atas, peristiwanya adalah netral, yaitu istri yang nonton sinetron. Menjadi sebuah masalah ketika pikiran suaminya memberinya sebuah penilaian.
Peristiwa itu akan menjadi peristiwa buruk ketika pikiran suaminya berharap istri menyediakan minuman hangat ketika suami pulang, dan nonton sinetron adalah hal yang tidak berguna.
Peristiwa itu akan menjadi peristiwa baik ketika pikiran suaminya adalah senang bahwa istrinya dapat menikmati kesepiannya dengan menghibur nonton sinetron.

Pikiran dapat menjadi senjata pembunuh bagi sebagian orang yang terjebak dengan penilaiannya. Pikiran menciptakan harapan, yaitu sesuatu yang ideal yang dianggap membahagiakan. Kemudian ketika harapan yang ada tidak ada di depan mata, saati itu pikiran kembali membuat sebuah judgment, atau bahkan mengambil tindakan atas respon tersebut.

Siapa yang menciptakan masalah? Harapan anda! Harapan muncul dari mana? Ya dari dalam diri anda! Kalau demikian masalah muncul dari mana? Jelas dari dalam diri sendiri!

Sebagian besar orang lebih memilih untuk menikmati apa yang ada didepan mata sebagai sebuah kenikmatan panca indera. Ya, dan pada saat itu energy akan mengalir keluar lewat mata anda.
Praktek memajamkan mata adalah mengembalikan aliran energy yang tadinya keluar, diarahkan kembali ke dalam. ( kecuali orang-orang yang memejamkan mata hanya karena mengantuk – ini peristiwa alami )
Yang saya maksud disini adalah memejamkan mata secara sadar bahwa ia sedang melihat ke dalam diri dan berkomunikasi dengan diri terdalam. Anda tidak perlu tempat khusus untuk ini. Dua menit atau lima menit, anda bisa lakukan dimana saja asal tidak ditengah jalan waktu anda menyeberang.

Masalah-masalah yang terlihat hadir dari luar hanyalah sebuah ‘imbas’ dari tidak terselesainya masalah di dalam diri sendiri.
Apa saja masalah dari dalam diri tersebut? Ego untuk tidak mau dikalahkan, gengsi yang tinggi, harapan yang harus dipenuhi, merasa harus diperhatikan, tidak jujur terhadap diri, ketakutan, dan sederet kalimat yang memenuhi halaman ini bila dituliskan semuanya.

Pejamkan mata anda secara sadar, saat itu artinya anda sedang mengalirkan energy anda ke dalam diri untuk melihat masalah di dalam diri anda. Bila anda menemukan masalah di dalam diri anda, selesaikanlah! Dan otomatis masalah di luar diri anda akan selesai dengan sendirinya.

Salam Inner Peace!



1 comment:

Bang Arman said...

Apa maksudnya kita tidak boleh menilai dan berharap Pak? Bukankah menilai dan berharap itu sesuatu yang manusiawi?