Perubahan yang membuat kaget tersebut menjadikan beberapa karyawan tidak siap dan merasa terancam kenyamanannya.
“Ah, jangan-jangan gaji kita tetap nggak naik”
“Ah, jangan-jangan posisiku akan berubah”
Perubahan dimanapun adanya, dalam sector apapun penerapannya, akan dirasakan tidak nyaman.
Bagaimana perusahaan menghitung kekuatan untuk menggulirkan perubahan ini?
Apakah perusahaan serta merta mengajak semua karyawan untuk berubah?
Tidak semua karyawan mau berubah, dan tidak semua karyawan dengan serta merta mau diajak untuk berubah. Dengan strategi apa perubahan itu digulirkan? Tentu saja, bagi sebagian besar karyawan, ia akan merasa nyaman dan setuju dengan perubahan apabila ia telah melihat keberhasilan tentang perubahan tersebut.
James Gwee, dalam salah satu bukunya menuliskan tentang hukum 20:60:20.
Hukum ini menarik karena dapat menghitung dan menerapkan strategi untuk menggulirkan perubahan. Hukum tersebut diartikan sebagai berikut: 20% dari jumlah karyawan adalah karyawan yang loyal dan siap perang untuk perubahan. 60% dari jumlah karyawan adalah karyawan yang menunggu hasil yang dilihatnya. Kalau hasilnya bagus ia akan ikut dalam perubahan tersebut. 20% sisanya adalah karyawan yang menolak tentang perubahan.
Nah, apabila perusahaan anda mempunyai karyawan berjumlah 2000 orang, maka perubahan harus dimulai dari 20% dari 2000 tersebut yaitu 400 orang. 400 orang inilah yang siap dan loyal untuk segera melakukan perubahan tanpa banyak pertanyaan. Keberhasilan dari 400 orang inilah yang akan dilihat oleh 60% lainnya, yaitu 1200 orang. Apabila 400 orang itu berhasil dan dampaknya nyata, maka 1200 orang ini akan ikut, namun bila tidak berhasil 1200 orang ini akan diam saja sembari bilang, “sudah kubilang, bahwa cara yang dulu itu yang tepat. Coba tuh buktinya, sekarang malah rusak sistemnya!”
400 orang sisanya adalah pengamat pasif yang tidak setuju dengan adanya perubahan, mereka meneriakkan tidak setuju duluan dan protes duluan.
Bila ada perubahan, tentu saja ada gerakan protes atau bahkan aksi mogok yang dilakukan untuk melawan perubahan yang diatas namakan dengan ketidak-adilan tersebut.
Bagaimana cara menghitung kekuatan para demonstran yang menggulirkan mogok ini? Kita tinggal balik hukum yang diatas, dan perusahaan akan dengan mudah melihat siapa orang-orang yang menggulirkan tersebut.
Perusahaan melalui para managernya telah membuat ‘peta’, siapa kelompok 20% pertama, siapa kelompok 60%, dan siapa kelompok 20% terakhir. Apa gunanya? Hal ini berguna ketika ada rencana perubahan, maka pertama kali ia akan mengajak kelompok 20% pertama.
Bagaimana ketika rencana protes perubahan yang berbentuk mogok akan digulirkan?
Tentu saja, kita akan balik rumus tersebut, yaitu yang langsung spontan dan mendukung gerakan seperti ini adalah 20% terakhir. 60% tetap akan wait and see, alias melihat kondisi dan keadaan dari 20% ini.
Contohnya ketika karyawan yang berjumlah 2000 orang melakukan aksi protes, hal itu dilakukan oleh 400 orang pendukung pertama. 1200 orang lagi melihat keberhasilan dari 400 orang ini. Apabila perusahaan berhasil menenangkan gerakan dari 400 orang pertama, maka 1200 lainnya melihat hal tersebut sebagai gerakan yang tidak berhasil, dan mereka tidak akan ikut dalam aksi tersebut, sembari bilang, “sudah aku bilang, aksi itu akan banyak resikonya. Kita belum siap melakukannya!”
Bila perusahaan anda sedang merencakan sebuah perubahan untuk kemajuan, maka ada baiknya anda menerapkan dan membuat peta tentang hukum 20:60:20 ini.
Salam sukses perubahan!
Agung webe
Self empowerment training & consulting
http://www.agungwebe.net
James Gwee, dalam salah satu bukunya menuliskan tentang hukum 20:60:20.
Hukum ini menarik karena dapat menghitung dan menerapkan strategi untuk menggulirkan perubahan. Hukum tersebut diartikan sebagai berikut: 20% dari jumlah karyawan adalah karyawan yang loyal dan siap perang untuk perubahan. 60% dari jumlah karyawan adalah karyawan yang menunggu hasil yang dilihatnya. Kalau hasilnya bagus ia akan ikut dalam perubahan tersebut. 20% sisanya adalah karyawan yang menolak tentang perubahan.
Nah, apabila perusahaan anda mempunyai karyawan berjumlah 2000 orang, maka perubahan harus dimulai dari 20% dari 2000 tersebut yaitu 400 orang. 400 orang inilah yang siap dan loyal untuk segera melakukan perubahan tanpa banyak pertanyaan. Keberhasilan dari 400 orang inilah yang akan dilihat oleh 60% lainnya, yaitu 1200 orang. Apabila 400 orang itu berhasil dan dampaknya nyata, maka 1200 orang ini akan ikut, namun bila tidak berhasil 1200 orang ini akan diam saja sembari bilang, “sudah kubilang, bahwa cara yang dulu itu yang tepat. Coba tuh buktinya, sekarang malah rusak sistemnya!”
400 orang sisanya adalah pengamat pasif yang tidak setuju dengan adanya perubahan, mereka meneriakkan tidak setuju duluan dan protes duluan.
Bila ada perubahan, tentu saja ada gerakan protes atau bahkan aksi mogok yang dilakukan untuk melawan perubahan yang diatas namakan dengan ketidak-adilan tersebut.
Bagaimana cara menghitung kekuatan para demonstran yang menggulirkan mogok ini? Kita tinggal balik hukum yang diatas, dan perusahaan akan dengan mudah melihat siapa orang-orang yang menggulirkan tersebut.
Perusahaan melalui para managernya telah membuat ‘peta’, siapa kelompok 20% pertama, siapa kelompok 60%, dan siapa kelompok 20% terakhir. Apa gunanya? Hal ini berguna ketika ada rencana perubahan, maka pertama kali ia akan mengajak kelompok 20% pertama.
Bagaimana ketika rencana protes perubahan yang berbentuk mogok akan digulirkan?
Tentu saja, kita akan balik rumus tersebut, yaitu yang langsung spontan dan mendukung gerakan seperti ini adalah 20% terakhir. 60% tetap akan wait and see, alias melihat kondisi dan keadaan dari 20% ini.
Contohnya ketika karyawan yang berjumlah 2000 orang melakukan aksi protes, hal itu dilakukan oleh 400 orang pendukung pertama. 1200 orang lagi melihat keberhasilan dari 400 orang ini. Apabila perusahaan berhasil menenangkan gerakan dari 400 orang pertama, maka 1200 lainnya melihat hal tersebut sebagai gerakan yang tidak berhasil, dan mereka tidak akan ikut dalam aksi tersebut, sembari bilang, “sudah aku bilang, aksi itu akan banyak resikonya. Kita belum siap melakukannya!”
Bila perusahaan anda sedang merencakan sebuah perubahan untuk kemajuan, maka ada baiknya anda menerapkan dan membuat peta tentang hukum 20:60:20 ini.
Salam sukses perubahan!
Agung webe
Self empowerment training & consulting
http://www.agungwebe.net
No comments:
Post a Comment