Sebuah bangunan didirikan diawali dengan pola rancang terlebih dahulu, bahkan bukan saja bangunan, namun sebuah produk baik itu benda atau jasa, akan diawali dengan pola rancang dan juga ‘prototipe’ dari model yang diharapkan.
Bagaimana bangunan yang didirikan tanpa pola rancang?
Coba kita bilang sama tukang bangunan, “bikinkan saya rumah ya pak”
Tukang bangunan tanpa bertanya dahulu, “mau model yang seperti apa, berapa kamar yang dinginkan? Berapa jendela? Berapa lantai?, dll”
Akhirnya Tukang bangunan membangunkan rumah dengan pola rancang mereka sendiri ( karena ini tetap harus ada ), dan setelah rumah jadi, si pemilik rumah complain tentang apa-apa yang seharusnya ada, dan apa-apa yang seharusnya tidak ada.
‘Bongkar-pasang ini yang sering terjadi dalam kehidupan.’
Kehidupan adalah sebuah gambaran mental yang mewujud dalam realita, untuk itu kehidupan anda adalah bangunan dari mental anda.
Untuk membangun kehidupan, tentu saja kita harus mempunyai pola rancang, kehidupan seperti apa yang ingin kita dirikan?
Apa yang kita alami sekarang, saat ini adalah hasil dari pola rancang kita di masa lalu entah itu kita sadari atau tidak kita sadari. Pola rancang inilah yang saya namakan ‘arsitek mental’
Dalam arsitek mental, sebuah pola yang diterpakan adalah: PIKIRAN mempengaruhi CARA PANDANG, dan cara pandang mempengaruhi TINDAKAN, kemudian tindakan akan mempengaruhi HASIL.
“Apakah hasil yang anda terima sekarang sudah marupakan rancangan anda sebelumnya?”
Atau anda memang tidak pernah merancang kehidupan anda, dan tiba-tiba anda protes bahwa hasil yang anda terima tidak sesuai dengan keinginan anda? Lho kok bisa begini hasilnya? Dan itu yang banyak terjadi.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa KEINGINAN bukanlah merupakan POLA RANCANG!
Contoh sederhana adalah keinginan seperti ini: “Saya ingin punya penghasilan besar”
Kemudian saat ini yang terjadi adalah anda punya penghasilan yang pas-pasan. Kemudian anda protes kepada kehidupan bahwa kehidupan belum memenuhi keinginan anda.
Jelas bahwa keinginan anda belum mewujud menjadi realita, karena hanya sebatas keinginan dan anda belum menggambarkan pola rancang-nya, anda belum menggambar design kehidupan anda, bagaimana supaya keinginan itu terwujud.
Menjadi arsitek mental, salah satu hal yang harus dimulai adalah menemukan INTENSI atau keinginan terdalam. Intensi ini bukan sekedar keinginan. Banyak yang tidak memahami Intensi dan hanya mengartikan sekedar keinginan. Contohnya adalah keinginan ditulisan di atas tadi: “Saya ingin punya penghasilan besar”, ini bukan INTENSI.
Kenapa bukan Intensi?
Pertanyaan tersebut masih bisa dilanjutkan dengan, “Apakah keinginan terdalam saya sehingga saya ingin punya penghasilan besar?”
• Kalau INTENSI tersebut sudah ketemu, kita akan tanyakan lagi kepada diri kita sendiri,
• Apakah intensi tersebut hanya untuk memuaskan saya?
• Apakah intensi tersebut hanya untuk perkembangan diri saya? Keluarga saya dan golongan saya?
• Apakah intensi tersebut berkaitan dengan lebih banyak orang?
• Apakah intensi tersebut mengandung cinta dan kasih sayang untuk semua makhluk di alam semesta?
• Apakah Intensi tersebut akan memajukan saya selaku makhluk spiritual?
Sudahkan anda menjadi ‘artsitek mental’ kehidupan anda? Mulailah dengan menemukan INTENSI anda!
Salam cerdas Indonesia
Agung Webe
http://www.agungwebe.net
Untuk membangun kehidupan, tentu saja kita harus mempunyai pola rancang, kehidupan seperti apa yang ingin kita dirikan?
Apa yang kita alami sekarang, saat ini adalah hasil dari pola rancang kita di masa lalu entah itu kita sadari atau tidak kita sadari. Pola rancang inilah yang saya namakan ‘arsitek mental’
Dalam arsitek mental, sebuah pola yang diterpakan adalah: PIKIRAN mempengaruhi CARA PANDANG, dan cara pandang mempengaruhi TINDAKAN, kemudian tindakan akan mempengaruhi HASIL.
“Apakah hasil yang anda terima sekarang sudah marupakan rancangan anda sebelumnya?”
Atau anda memang tidak pernah merancang kehidupan anda, dan tiba-tiba anda protes bahwa hasil yang anda terima tidak sesuai dengan keinginan anda? Lho kok bisa begini hasilnya? Dan itu yang banyak terjadi.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa KEINGINAN bukanlah merupakan POLA RANCANG!
Contoh sederhana adalah keinginan seperti ini: “Saya ingin punya penghasilan besar”
Kemudian saat ini yang terjadi adalah anda punya penghasilan yang pas-pasan. Kemudian anda protes kepada kehidupan bahwa kehidupan belum memenuhi keinginan anda.
Jelas bahwa keinginan anda belum mewujud menjadi realita, karena hanya sebatas keinginan dan anda belum menggambarkan pola rancang-nya, anda belum menggambar design kehidupan anda, bagaimana supaya keinginan itu terwujud.
Menjadi arsitek mental, salah satu hal yang harus dimulai adalah menemukan INTENSI atau keinginan terdalam. Intensi ini bukan sekedar keinginan. Banyak yang tidak memahami Intensi dan hanya mengartikan sekedar keinginan. Contohnya adalah keinginan ditulisan di atas tadi: “Saya ingin punya penghasilan besar”, ini bukan INTENSI.
Kenapa bukan Intensi?
Pertanyaan tersebut masih bisa dilanjutkan dengan, “Apakah keinginan terdalam saya sehingga saya ingin punya penghasilan besar?”
• Kalau INTENSI tersebut sudah ketemu, kita akan tanyakan lagi kepada diri kita sendiri,
• Apakah intensi tersebut hanya untuk memuaskan saya?
• Apakah intensi tersebut hanya untuk perkembangan diri saya? Keluarga saya dan golongan saya?
• Apakah intensi tersebut berkaitan dengan lebih banyak orang?
• Apakah intensi tersebut mengandung cinta dan kasih sayang untuk semua makhluk di alam semesta?
• Apakah Intensi tersebut akan memajukan saya selaku makhluk spiritual?
Sudahkan anda menjadi ‘artsitek mental’ kehidupan anda? Mulailah dengan menemukan INTENSI anda!
Salam cerdas Indonesia
Agung Webe
http://www.agungwebe.net
No comments:
Post a Comment