Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Sunday, July 10, 2011

AKAR MASALAH ITU BERNAMA ZONA NYAMAN


Sekumpulan karyawan melakukan protes ‘mental’. Saya katakan protes mental, karena protes itu hanya terjadi di wilayah pikiran berupa keluhan sesama karyawan, umpatan, dan pertanyaan yang selau diawali dengan kata Tanya, ‘mengapa’.

• Mengapa gaji kita tidak naik?
• Mengapa gaji kita sama dengan pegawai baru?
• Mengapa management tidak mendengar keluhan kita?
• Mengapa kita selalu di tuntut untuk produkif sementara kita tertekan?

Bagi karyawan (saya gunakan kata karyawan, karena apapun posisi anda selama anda masih bekerja di sebuah perusahaan, anda masih sebagai karyawan), hal lumrah yang banyak terjadi di sebagian perusahaan di Indonesia ini salah satunya disebabkan bahwa saat ini hampir seluruh perusahaan di Indonesia menerapkan system meritokrasi, yaitu bahwa yang mempunyai produktifitas lebih dialah yang akan mendapatkan lebih.
Tolok ukurnya mudah dan sederhana:
• Anda produktif di bagian apa? Bidang apa?
• Berapa jam produktifitas anda?
• Apakah hasil yang anda hasilkan dari produktifitas anda?
• Peningkatan apa yang bisa anda hasilkan dari produktifitas tersebut?

Ketika ada karyawan yang protes bahwa pendapatannya sama antara pegawai baru dan pegawai yang sudah 10 tahun, maka ukuran yang dipakai adalah output dari produktifitas tersebut. Pertanyaannya juga sangat sederhana: “apakah output yang anda hasilkan dari produktifitas tersebut sama antara pegawai baru dan pegawai 10 tahun?”

Menyadari bahwa penerapan system meritokrasi dilihat dari tolok ukur produktifitas, maka akar masalah dari protes mental semacam itu adalah zona nyaman!
Seorang karyawan yang selama ini nyaman dengan keadaan dan pendapatannya, tiba-tiba muncul pesaing baru yang masih segar dan punya potensi ber-kreasi yang besar. Terusiknya zona nyaman tersebut akhirnya hanya melahirkan kalimat-kalimat umpatan yang tidak ada argumentasi logisnya, tidak ada bobotnya, yang ditandai dengan kalimat: seharusnya, mengapa, ini tidak boleh terjadi, kita tidak terima, tidak boleh sama.

Namun sebagai karyawan yang cerdas dan smart, keadaan ini bisa anda gunakan sebagai cambuk untuk maju lebih jauh lagi, untuk meloncat lebih tinggi lagi!
Bagaimana caranya?
Gunakan kalimat Tanya yang tepat pada diri anda.
Lho apa hubungannya dengan kalimat Tanya? Yup! Sebuah pertanyaan yang anda lemparkan akan memicu pikiran untuk mencari jawaban atas hambatan yang ada. Bagian dari pikiran ( subconscious mind ) sedang di ‘tekan’ untuk mengolah berbagai macam memori informasi yang ada untuk dimunculkan ke permukaan sebagai langkah-langkah selanjutnya.
Sebagian besar karyawan hanya jalan ditempat, tidak maju, tidak berkembang, karena tidak menggunakan pertanyaan yang tepat ketika terjadi masalah pada dirinya.

Ketika pertanyaan anda bukan lagi dengan kata ‘mengapa’, dan diganti dengan kata ‘bagaimana’, telah terjadi peningkatan kualitas pemberdayaan diri.
Pertanyaan tersebut menjadi, “Bagaimana caranya supaya pendapatan saya berbeda dengan pegawai baru?”
Dengan pertanyaan ‘bagaimana’, anda telah mengumpulkan kekuatan-kekuatan dalam diri yang berupa potensi unggul anda. Anda mulai melakukan observing, kemudian anda lakukan analyzing, lalu anda buat designing dan terakhir anda lakukan adalah implementing.

Setelah dalam pertanyaan ‘Bagaimana’ tersebut anda menemukan hasil observasi, analisa, pola, dan langkah anda, maka anda harus meningkatkan pertanyaan anda lagi. Pertanyaan anda setelah ini bukan lagi dengan kata ‘Bagaimana’, melainkan dengan kata ‘Darimana’
“Darimana saya memulai untuk melakukan upaya supaya pendapatan saya berbeda dengan pegawai baru?”

Saat ini, akar masalah yang bernama zona nyaman dapat anda atasi sebagai karyawan. Bagaimanapun juga setiap pencapaian ada harga yang harus dibayar. Tidak ada gunanya setiap hari hanya melakukan protes mental yang akhirnya merusak diri sendiri dan merugikan sisi emosional diri sendiri. Tingkatkan mutu pertanyaan anda! Dan anda membuktikan bahwa diri anda memang lebih unggul dari yang lainnya sehingga anda berhak mendapatkan pendapatan yang lebih banyak dari yang lainnya.

Kita ingat kembali bahwa apabila saat ini pertanyaan-pertanyaan anda di dominasi oleh kata awal ‘mengapa’, maka tingkatkan dengan kata Tanya ‘bagaimana’, setelah itu melangkah lagi dengan kata Tanya ‘darimana’

Salam sukses
Agung Webe
http://www.agungwebe.net

No comments: