Menarik rupanya untuk membuat catatan kecil tentang jawaban tersebut.
Menulis bagi saya adalah kebutuhan. Kebutuhan disini saya artikan bahwa saya tidak bisa tidak menulis. Tidak ada waktu khusus, kecuali saya dikejar waktu untuk deadline terbit buku.
Hal pertama yang terpikir ketika saya menulis adalah berbagi. Sekecil apapun hal yang saya bagikan, saya mencoba melatih diri saya sendiri untuk berpikir positif lewat tulisan.
Jadi tulisan bagi saya adalah LAHAN untuk menterjemahkan pikiran positif, melatih diri sendiri menjabarkan sebuah ide yang akan mengarahkan kepada FOKUS akan impian saya.
Semakin banyak saya menulis, sebenarnya saya sedang memberikan informasi kepada bawah sadar saya dan memerintahkannya untuk menjadi seperti apa yang saya tuliskan.
Waktu?
Saya menganut paham bahwa apabila kita menyia-nyiakan waktu maka KERUGIAN akan kita dapatkan.
Contoh kongkrit sebagai berikut: perjalanan dari rumah saya ke bandara ditempuh kurang lebih 2jam. Ketika mobil yang mengantar saya sudah dikendalikan oleh pak sopir yang fokus pada jalan, maka diri saya diam. Waktu 2 jam bagi saya berharga sekali untuk saya pergunakan menulis daripada sekedar melihat kemacetan jalan, melamun, atau tidur ( saya tidur dalam perjalanan kalau memang capek sekali ).
Contoh lain adalah ketika menunggu keberangkatan pesawat atau perjalanan panjang di pesawat terbang.
Mengapa disela-sela waktu tersebut saya menulis? Ya, dengan menulis saya mengarahkan pikiran saya sendiri untuk fokus kepada INTENSI saya.
Pada awalnya saya menulis, saya ingin tulisan saya dibaca oleh orang lain, orang banyak, dan kalau itu berbentuk buku akan laku keras. Keinginan saya menulis seperti itu ternyata banyak membuat buntu ide saya, bahkan membuat saya terdiam lama walaupun laptop saya menyala.
Pemahaman bahwa kita sedang membuat pertunjukan untuk Alam Semesta dan Tuhan sebagai penikmatnya, ternyata banyak membuat pola pandang saya dalam menulis berubah drastis.
Ide saya banyak mengalir, ketikan pada keybord laptop tak bisa dihentikan ketika saya menulis untuk diri saya sendiri. Ketika dalam menulis saya berkomunikasi dengan diri saya sendiri. Ketika dalam menulis saya tidak berpikir apakah tulisan saya nanti ada yang baca atau tidak, namun dalam menulis saya sedang mempersembahkan sesuatu kepada alam semesta.
Yang jelas ketika tulisan mengalir ditujukan untuk diri sendiri, sebagai fokus dari Intensi pribadi, dan sebagai jalan untuk merealisasikan impian ke bawah sadar sendiri, saat itulah menulis menjadi tanpa beban.
Bila saya suka menulis dan menjadi tidak bisa untuk tidak menulis, maka bila kita mempunyai waktu lebih dari empat puluh lima menit dimana kita tidak mengerjakan apa-apa, bagi saya hal tersebut merupakan kerugian yang sangat besar bila tinta tidak tertorehkan.
Saya dan anda, juga orang-orang lainnya mempunyai waktu yang sama, hanya saja mungkin saya secara licik dapat memanipulasi waktu supaya dapat saya hentikan untuk saya isi karya-karya saya.
Salam cerdas Indonesia
Agung Webe
http://www.agungwebe.net
Contoh lain adalah ketika menunggu keberangkatan pesawat atau perjalanan panjang di pesawat terbang.
Mengapa disela-sela waktu tersebut saya menulis? Ya, dengan menulis saya mengarahkan pikiran saya sendiri untuk fokus kepada INTENSI saya.
Pada awalnya saya menulis, saya ingin tulisan saya dibaca oleh orang lain, orang banyak, dan kalau itu berbentuk buku akan laku keras. Keinginan saya menulis seperti itu ternyata banyak membuat buntu ide saya, bahkan membuat saya terdiam lama walaupun laptop saya menyala.
Pemahaman bahwa kita sedang membuat pertunjukan untuk Alam Semesta dan Tuhan sebagai penikmatnya, ternyata banyak membuat pola pandang saya dalam menulis berubah drastis.
Ide saya banyak mengalir, ketikan pada keybord laptop tak bisa dihentikan ketika saya menulis untuk diri saya sendiri. Ketika dalam menulis saya berkomunikasi dengan diri saya sendiri. Ketika dalam menulis saya tidak berpikir apakah tulisan saya nanti ada yang baca atau tidak, namun dalam menulis saya sedang mempersembahkan sesuatu kepada alam semesta.
Yang jelas ketika tulisan mengalir ditujukan untuk diri sendiri, sebagai fokus dari Intensi pribadi, dan sebagai jalan untuk merealisasikan impian ke bawah sadar sendiri, saat itulah menulis menjadi tanpa beban.
Bila saya suka menulis dan menjadi tidak bisa untuk tidak menulis, maka bila kita mempunyai waktu lebih dari empat puluh lima menit dimana kita tidak mengerjakan apa-apa, bagi saya hal tersebut merupakan kerugian yang sangat besar bila tinta tidak tertorehkan.
Saya dan anda, juga orang-orang lainnya mempunyai waktu yang sama, hanya saja mungkin saya secara licik dapat memanipulasi waktu supaya dapat saya hentikan untuk saya isi karya-karya saya.
Salam cerdas Indonesia
Agung Webe
http://www.agungwebe.net
No comments:
Post a Comment