Spiritualitas bukanlah seberapa banyak pengetahuan yang
mengarah kepada spiritual yang anda kuasai, dan juga bukan seberapa pintar anda
mengutip pengetahuan-pengetahuan dari para master yang ada, bukan pula seberapa
hapal kalimat-kalimat dari kitab manapun juga yang biasa anda copy paste.
Bila itu yang anda lakukan, maka seperti seorang yang gemar
koleksi gelar kesarjanaan dan bangga memakai gelar tersebut. Gelar berderet di
antara nama hanya menunjukkan kesombongan intelektual. Kutipan-kutipan kitab
yang anda bacakan dengan fasih di luar kepala telah menunjukkan bahwa ‘pengetahuanku banyak’ di kepalaku.
Dan juga istilah-istilah ‘asing’ yang berbau spiritual yang
sering digunakan yang hanya akan menggambarkan sebuah kesulitan pemahaman dalam
langkah yang harusnya sederhana.
Banyak yang terjebak dengan ‘hanya suka’ dengan diskusi kemudian melupakan sama sekali bahwa
langkah nyata dalam kehidupan adalah hal penting dalam spiritualitas.
Terjebaknya seseorang dengan ‘hanya suka’
dengan diskusi adalah pemuasan ego untuk diakui, ekspresi diri, eksistensi
diri, atau permintaan pengakuan yang tidak didapatkan di dunia nyata dalam
kehidupan sehari-harinya.
Spiritualitas juga bukanlah seberapa banyak buku yang telah
anda baca, dan bukan juga seberapa banyak dan seringnya kursus meditasi yang
pernah anda ikuti. Semakin banyak kurus meditasi yang pernah anda ikuti, namun
tidak juga menemukan ‘sang cahaya’,
atau banyaknya kursus tersebut tidak juga mengobati hausnya kerinduan anda
terhadap sang sumber, maka hal tersebut bukanlah menunjukkan bahwa anda seorang
spiritualis, namun hanya menunjukkan ketololan anda.
Pencerahan dalam spiritualitas adalah berhenti mencari.
Kemudian anda siap berbagi.
Pencerahan dalam spiritualitas adalah terbangunnya anda dari
tidur ketidak sadaran.
Ada yang merasa sudah bangun, namun tidak pernah melakukan
langkah nyata untuk perubahan kehidupan yang lebih baik. Ia hanya selalu
berdiskusi dengan komentar mengunakan bahasa yang muluk-muluk sehingga dianggap
orang yang telah cerah.
Spiritualitas bukanlah pekerjaan individu seorang diri.
Pencerahan bukanlah masalah diri sendiri. Setelah anda mendapatkan pencerahan,
dan lingkungan anda tidak berdampak apapun juga, pencerahan anda akan menjadi
bullshit!
Bila pencerahan spiritualitas adalah manusia yang sudah wake-up
atau terjaga, maka pertanyaannya adalah terjaga dari apa?
Terjaga atau sadar bukan banyaknya pengetahuan anda, bukan pintarnya anda,
bukan seberapa banyak padepokan spiritual yang pernah anda ikuti, bukan
seberapa sering kursus meditasi yang anda jalankan.
Terjaga atau sadar, bahwa anda punya tugas yang harus anda
jalankan disini.
Kita semua dihubungkan oleh sebuah ‘Soul Vision’, untuk
itulah kita saling terhubung. Kita saling mengingatkan akan tugas ini, walaupun
ada yang langsung tergerak mau, ada yang masih menunggu, ada yang masih
melihat, dan ada juga yang masih berdiam diri.
Spiritualitas bukanlah lembaga. Dan tidak akan pernah menjadi
lembaga. Spiritualitas juga tidak akan menjadi kelompok resmi dimana akan
mempunyai keanggotaan resmi, tidak sama sekali.
Spiritualitas adalah sebuah visi!
Visi kehidupan yang welas asih, yang selalu menyadari bahwa
semua manusia terhubung untuk berevolusi menuju kepada kesadaran yang lebih
tinggi. Kesadaran tinggi anda bukanlah pembuktian tentang tingginya
intelektualitas anda.
Kesadaran tinggi anda adalah bagaimana anda menempatkan kerendah hatian
anda untuk dapat menerima orang lain sehingga mereka dapat berevolusi
bersama dalam keterhubungan yang penuh cinta kasih.
Rahayu
No comments:
Post a Comment