Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Wednesday, June 6, 2012

Reward, Usaha, & Resiko

Dalam pekerjaan, sebuah Reward biasa diberikan untuk alasan-alasan tertentu yang berkaitan dengan peningkatan kinerja atau compliment perusahaan. Dalam hal ini Reward bukan saja berbentuk nominal uang, namun bisa saja pengakuan, fasilitas, wewenang, atau ungkapan terimakasih.
Reward tentu saja merupakan sebuah ‘harapan’ yang ingin dicapai oleh seorang karyawan yang tentu saja hal tersebut dapat merangsang kemajuan bagi dirinya.

Namun apakah sebuah Reward akan keluar tanpa bertambahnya usaha dan resiko kerja?
Bagi sebuah perusahaan, ia mengharapkan tambahnya produktifitas. Dengan bertambahnya produktifitas otomatis resiko kerja juga bertambah. Jadi pemberian sebuah Reward memang bertujuan untuk menambah usaha atau beban kerja disertai resiko kerja.

Nah, lalu apakah bertambahnya usaha/beban kerja disertai resiko kerja ada yang tidak disertai oleh Reward? Atau setidaknya reward tetap ada namun tidak sebanding dengan bertambahnya usaha dan resiko kerja tersebut?
Hal ini sangat mungkin terjadi di dalam sebuah perusahaan.
Contohnya begini,
Kenaikan level menjadi manager. Tentu saja dari sisi beban kerja atau usaha kerja ini akan bertambah banyak. Resiko juga bertambah besar. Namun reward yang diberikan untuk posisi tersebut tidak ada. Perusahaan sangat bisa menerapkan hal tersebut karena kebutuhan posisi dan tingkat minat yang tinggi walaupun tanpa reward.

Bagi karyawan, sangat besar sekali kemungkinan banyak yang menerapkan filosofi ‘gengsi’. Menduduki jabatan manager merupakan gengsi tersendiri walaupun tanpa reward yang berarti. Banyak yang berpikir, ‘kapan lagi jadi manager?’

Oke sekarang kita mencoba untuk tidak berpikir reward, namun bepikir kepada peluang.
Peningkatan jabatan bisa dilihat dari peluang yang nantinya akan bisa diraih dan mengesampingkan reward yang didapat. Disini sebagai seorang professional dalam bidangnya, ketika ia akan meraih sesuatu tentu saja ia menerapkan goal tersendiri dalam rencana langkahnya.
Goal disini sangat penting untuk membuat sebuah cek-list tentang peluang apa saja yang bisa diraih dalam posisi barunya. Dan kemudian bila tidak ada? Reward tidak ada dan peluang juga tidak ada? Pertanyaannya adalah: apakah anda tetap hanya akan mempertahankan gengsi? Apakah anda hanya akan bangga dengan sebutan manager? Apakah akan ada kemajuan dengan disebutnya anda sebagai seorang manager?

Berpikir menjadi karyawan cerdas tentu saja harus membuka mata dan telinga untuk melihat ke segala arah yang bisa dimanfaatkan.
Kembali kepada tujuan awal dalam pekerjaan. “apakah tujuan anda dalam bekerja?” dan apakah gengsi jabatan akan mendukung tujuan anda tersebut?

Kecerdasan untuk melihat apakah reward yang didapat sebanding dengan beban kerja plus resiko kerja, atau adakah peluang yang lebih besar yang bisa didapat walaupun tanpa reward adalah sebuah langkah yang harus terus diasah.
Bila sepanjang bekerja seorang karyawan hanya menjalankan rutinitas tanpa belajar mengasah kepekaan untuk kemajuan dirinya, alhasil ia akan tergoda untuk naik jabatan tanpa reward! Yang terpikir hanyalah ‘ilusi kesempatan’. Saya katakan ilusi kesempatan karena kenaikan jabatan yang didapat hanyalah ilusi yang tidak memberikan arti bagi kemajuan dirinya.

Lalu apakah tawaran kenaikan jabatan tanpa reward akan diabaikan begitu saja?
Tentu saja ini adalah pilihan bebas bagi masing-masing orang dengan tujuan masing-masing. Namun bila anda bisa menemukan peluang-peluang yang lebih besar pada posisi sekarang tanpa harus naik jabatan, mengapa anda malah membebani diri dengan bertambahnya beban dan resiko kerja?
Pada posisi tersebut, tentu saja anda akan membuktikan kemampuan handal yang bisa dijadikan bargaining bagi perusahaan anda, bahwa anda adalah karyawan berkemampuan professional yang patut diberikan reward ketika anda duduk pada jabatan yang lebih tinggi.

Karyawan cerdas bukanlah karyawan yang mengejar gengsi jabatan, namun karyawan yang mampu memanfaatkan peluang yang ditemui dalam posisinya.

Agung webe


No comments: