Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Thursday, May 10, 2012

SEBUAH HARGA

Ketika kita mengingat lagi tentang ‘Ukuran Kehidupan', maka kita sadar bahwa dalam tindakan kehidupan tidak semuanya dilandaskan atas dasar 'harga' yang harus dibayar. Kadang passion akan menjadi lebih berharga dan jadi barometer/ukuran sebuah kepuasan atas eksistensi diri yang bisa dicapai.

Suatu saat, sebuah instansi mau membeli naskah saya dengan harga 25jt. Untuk ukuran kertas dalam tumpukan beberapa halaman, mungkin sisi lain saya berpikir 'jual' dan saya bisa membuat lagi dengan inovasi pikiran yang lebih baru.
Namun dari sisi kreatifitas, nilai tersebut saya rasakan sangat kecil. Saya mengajukan nilai diatas 500jt untuk tuangan ide di atas kertas tersebut. Saat itu pertimbangan saya bukan pada nilai tukarnya, namun harga kreatifitas yang lahir dari sebuah perjuangan tumpukan ide yang harus dipilih.

Beberapa orang meletakkan harga kreatifitasnya sangat murah, artinya nilai tukar hanya didasarkan atas nominal uang yang harus cepat diterima. Bagi saya tidak. Bila itu adalah ide kreatif maka ia harus menduduki nilai tukar yang tinggi.
Berbeda dengan tindakan yang telah kita rancang untuk berbagi. Hal tersebut menempati sisi lain dari eksistensi diri. Bukan pada nilai tukar yang didapat, namun pada kepuasan batin dan keselarasan dengan kehidupan.

Bila saya memutuskan dalam sebuah event seminar dimana saya  bicara selama 3 jam dan saya minta harga 15jt, maka itu adalah nilai dari ide kreatif. Seperti juga inhouse training perusahaan yang saya patok harganya perhari 25jt. Namun di sisi lain ada sebuah event dimana saya harus bicara selama seharian namun tanpa harga sedikitpun, itu adalah berbagi.
Ada berbagai hal yang harus saling mengisi dalam kegiatan-kegiatan yang kita rancang. Seperti metode 'Robin Hood', yaitu merampok pada satu sisi dan berbagi pada sisi lainnya.

Uang memang bukan segala-galanya, namun tanpa uang kita juga tidak bisa menukar nilai yang kita dapat. Bila kita mengingat hukum Tuhan, bahwa kita akan selalu dicukupkan, maka sebenarnya tidak ada yang perlu kita khawatirkan terhadap uang ini. Dengan satu syarat, yaitu kita mau melakukan tindakan.

Bombardir 'kisah sukses' yang didapat lewat media, buku, maupun training pemberdayaan diri, walaupun disalah satu sisi dapat untuk memompa motivasi dan optimisme, namun hal tersebut telah membius bagi kebanyakan orang untuk sukses atas nama materi.

Lihatlah iklan untuk peningkatan omset bisnis 300%, iklan menarik rejeki, iklan menjadi milyarder, dan setumpuk iklan sukses lainnya. Saya katakan sekali lagi bahwa disalah satu sisi hal tersebut baik untuk merangsang motivasi dan membangkitkan optimisme, namun sekali lagi juga bahwa disisi lain hal tersebut dapat membius orang mengejar sukses atas nama materi.

Bila hidup ini pilihan, maka apapun yang kita pilih untuk ‘sebuah harga’ adalah konsekuensi dari hidup kita sendiri. Kita sedang memberikan getaran kepada alam semesta. Kita sedang ‘melontarkan’ aksi. Kemudian kita pasti akan mendapatkan akibat dari resonansi yang menuju kepada kita.
Hidup adalah ‘perjalanan pulang’ dan juga dalam bahasa Jawa disebut “Urip iku nggawe Urup” (hidup itu membuat terang), maka ketika tujuan sukses kita adalah didasarkan atas pengumpulan materi, bagi saya itu hanyalah seperti permainan anak-anak yang dimainkan oleh orang dewasa.

Salam mulia penuh cahaya!

No comments: