Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Saturday, March 10, 2012

KUPAHAMI dalam SEPI

Dalam pesawat boeing 747, dari Jedah menuju Jakarta.
            Setelah 3 jam dari lepas landas.

Sepi.
Lampu hanya beberapa yang menyala di sudut, tengah dan depan pesawat. Di depan pintu-pintu darurat lampu juga kelihatan dibiarkan menyala.
Hampir semua penumpang sudah memejamkan mata, mungkin bahkan semuanya. Mereka jelas lelah setelah melakukan perjalanan yang mungkin saja melelahkan. Perjalanan jauh untuk ibadah umrah.
Beberapa penumpang terlihat beberapa kali membolak-balikkan badan di kursi mereka untuk mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Ada satu dua orang yang kulihat menyenderkan kepala di kursi depannya.
Sepi.
Aku berjalan dari belakang pesawat menuju depan dan balik lagi ke belakang... sepi...
Sepi???
Aku duduk, diam dan menyalakan laptop ku untuk menemani memuntahkan apa yang kurasakan dalam pikiranku.
Sekali lagi sepi... setidaknya demikian yang kurasakan. Walaupun beberapa teman crew ikut berjaga dalam penerbangan malam kali ini, tapi tetap saja sepi!

Aku sedikit menghela nafas panjang mencari sumber kesepian yang kurasakan...
Tidak ketemu.. atau setidaknya belum ketemu.
Dalam sepi ini aku mengalirkan pikiranku ke dalam sumber tujuan dari sebuah hidup. Ya, kadang kalau lagi ramai malah pikiranku tidak bisa mengalir ke sumber tujuan hidup. Beruntung kali ini aku merasakan sepi.
Yup! Aku sadar akan sesuatu! Yaitu aku berterimakasih kepada sepi!
Terimakasih sepi, kamu mau hinggap padaku kali ini sehingga aku merasakan bahwa pikiranku mengalir kepada sebuah sumber kehidupan.
Aku perlahan senang dengan sepiku,
Aku bangga dengan sepiku,
Aku suka dengan sepiku....
Ya.. mengapa tidak kucari sepi ketika aku berada dalam ramai?
Mengapa orang-orang mencari ramai ketika mereka merasakan sepi?
Atau mereka tidak menyadari bahwa sepi akan mengantarkan aliran pikiran mereka kepada sumber kehidupan? Mungkin saja!


Apakah sebuah sepi begitu menakutkan? Apakah sebuah sepi begitu menyeramkan sehingga harus dihindari?
Tuhan hadir dalam sepi... Tuhan hadir dalam sepi..
Apa yang didapat dalam ramai itu?
Suara bingar derap musik dan gambar yang bergerak didepan itu begitu menyuguhkan sebuah kesemuan yang mungkin hanya beberapa saat.. beberapa saat kita akan merasa bahwa kita tidak sendiri.... ada banyak teman, tertawa, bercanda dan sekali lagi kita akan merasa bahwa kita tidak sendiri...

Sepi?
Aku suka kamu.. datanglah lagi lain waktu bila kau mau datang padaku..
Aku rindu suguhan aliran damaimu,
Aku rindu suguhan nada nyanyianmu.
Aku rindu sesuatu yang kau hantarkan dekat padaku.. yaitu Tuhan.

Sepi...
Datanglah sekali waktu kepada orang-orang itu, sapalah dia. Mungkin pertama kali dia tidak sadar bahwa engkau akan menyuguhkan aliran yang menuju kepada sumber cinta. Datanglah lagi.. datanglah lagi dan datanglah lagi..

Ya, mungkin saja banyak orang tidak menyadari bahwa sepi akan menyuguhkan sesuatu yang  berharga. Lantas mereka menghindari sepi, membuang sepi dan sama sekali menolak sepi!
Mereka lupa bahwa saat berada dalam kandungan kita menikmati sepi. Dan kita sungguh sangat damai dalam sepi itu.
Apakah sepi sebuah pengalaman baru bagi kita? Tidak! Kita semua telah mengalaminya dan menikmatinya!
Lalu apakah seseorang lantas akan menghindari keramaian untuk menghadirkan sepi? Tidak!
Hadirnya sebuah aliran yang menuju kepada sumber Tuhan tidak bisa dipaksakan.
Ketika kita melakuan sesuatu karena mencari sesuatu, aliran itu tidak akan pernah ada.
Ketika kita merasa sepi dan mencari ramai,
Ketika kita merasa sepi dan mencari teman,
Ketika kita merasa sepi dan mencari hiburan,
Ketika kita merasa sendiri dan mencari alasan ”ah daripada disini..”
… aliran itu tidak akan pernah ada…..

Beradalah dalam keramaian,
Namun pikiranmu tetap dalam sepi.
Berkaryalah ditengah hiruk pikuk keinginan banyak orang,
Namun pikiranmu tetap dalam sepi.
Berada ditengah banyak orang,
Namun pikiranmu tetap dalam sepi.

Jangan mencari ramai… datangkanlah sepi dalam pikiran kita.
Tuhan akan hadir di sana.
Ketika ia datang, pejamkan mata, heningkan semua indera...
Nanti engkau akan sangat suka dengan suguhan yang sangat indah itu. Bahkan engkau akan menantikan hadirnya sepi dalam aliran darahmu.
Engkau akan punya waktu lebih banyak untuk bercumbu dengan Tuhan,
Engkau akan punya waktu lebih banyak untuk berbicara dengan Tuhan,
Engkau akan punya waktu lebih banyak untuk menyadari bahwa aku selalu ada dihatimu.... menemani kamu sehingga dimanapun engkau ada, tidak ada lagi keinginan untuk mencari teman yang bisa meramaikan sekitarmu..

Aku hanya akan mengajak untuk merasakan sumber aliran rasa yang maha tinggi itu..
Aku hanya akan mengajak untuk bercumbu dengan Tuhan di setiap waktu yang kita alami dalam sendiri...
Aku hanya akan mengajak untuk merasakan kebahagiaan dari sumber bahagia...
Dan semua itu....
Ternyata ada dalam diri kita.... tidak berada di luar sana.....

Terimakasih sepi.... engkau memberiku aliran kebahagiaan malam ini, dalam pesawat yang sepi, di malam hari dari jedah menuju jakarta...

No comments: