Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Sunday, January 29, 2012

POSITIVE EMOTION

Emotion & mind, emosi dan pikiran, dua hal ini yg kadang kebanyakan dari kita kurang tepat memaknainya.
Ketika saya berkampanye tentang positive emotion dan kurang setuju dg hanya positive thinking, banyak yang bilang, lho emosi kan sumbernya dari pikiran. Bila pikiran positive maka emosi juga positive.

Memang benar bahwa pikiran dapat mempengaruhi emosi. Namun bila itu telah mencapai kadar fokus tertentu.
Contoh sederhana adalah pikirkanlah sesuatu yg menyenangkan. Apakah saat itu juga emosi anda terpengaruh menjadi senang? Tidak bukan? Akan memerlukan waktu untuk fokus terhadap object yg dipikirkan, dan barulah emosi akan mengikuti pikiran.

Banyak juga yang menyangkal dan mengatakan bahwa pikiran dan emosi adalah berada pada wilayah yang sama.
Bagi saya itu sah-sah saja. Karena ini menyangkut masalah 'pengalaman' dan bukan teori, maka jalan satu-satunya adalah mengalami sebuah pengalaman dimana ia merasakan bahwa pikiran dan emosi berada pada wilayah yang berbeda.

Kembali kepada positive emotion.
Sesungguhnya Emosi adalah netral. Emosi adalah emosi. Saya menggunakan tolok ukur positive dan negative agar kita jelas bagaimana menerapkan emosi tersebut.
Sekali lagi emosi adalah netral, yang memberikan ia label positive dan negative adalah pikiran. Pikiran memberikan label tersebut dikarenakan apa yang pernah  ia rekam sebelumnya tentang apa itu positive dan apa itu negative.

Contoh adalah emosi marah.
Pikiran memberikan label kepada emosi marah itu adalah negative. Mengapa negative? Karena marah dihubungkan dengan perusakan dan kerugian. Nah sekarang bila punya emosi marah tapi tidak merusak dan tidak merugikan siapapun, hal tersebut negative atau tidak?
Artinya, yang merusak dan merugikan adalah tindakan, bukan emosi. Tapi yang mendorong tindakan bukannya emosi? Eeiit nanti dulu.
Emosi sekali lagi adalah netral, karena ia berupa energi. Setelah muncul emosi, ia akan diterjemahkan oleh pikiran, diberi label, dan diberikan reaksi berupa respon tindakan. Jadi pelabelan terjadi di wilayah pikiran.

Bagaimana emosi yang belum diberi label, Ketika ia masih berupa energy? Contoh tadi, emosi marah adalah energi yang meluap.
Kita lihat struktur terjadinya dan munculnya emosi marah ini.
Pertama ada stimulus dari luar yang menyentuh ego. Bisa berupa keadaan atau sikap seseorang yang tidak sesuai dengan harapan diri. Stimulus itu diolah pikiran, diberi label, dan direspon. Pelabelan dan respon berbeda tergantung rekaman yang ada pada pikiran masing-masing.
Setelah diberi label dan direspon, apabila itu sesuai maupun tidak sesuai dg harapan, ia akan menyentuh lapisan emosi. Emosi akan merespon karena berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh. Dari sana akan keluar energi yang netral. Ingat energi ini netral. Energi ini akan ditangkap kembali oleh pikiran dan kembali diberi label sesuai dengan rekaman yang ada.

Jadi yang menentukan energi netral dari emosi tersebut menjadi bermanfaat atau merusak adalah pikiran. Filternya ada pada pikiran.

Bila energi dari emosi ini adalah netral, bagaimana saya mengatakan bahwa ini adalah positive emotion? Saya sedang membuat filter baru dipikiran saya bahwa emosi tidak merusak. Yang merusak adalah respon tindakan dari label emosi tersebut.
Bila selama ini filter yang ada dipikiran saya adalah warisan dari orang tua, lingkungan, budaya, dan agama, maka saya harus melakukan dekonstruktif untuk sesuatu yang memberdayakan.

Positive emotion adalah memunculkan emosi ketika pikiran diam

Saya mengatakan ketika pikiran diam, yaitu saat pikiran tidak memberi label. Dengan kegiatan pikiran yang tidak memberi label maka energi emosi yang netral dapat kita picu untuk muncul.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apabila itu adalah energi yg netral, lalu untuk apa? Dan mengapa saya menamakannya positive emotion?
Oke, energi akan mengisi tempat yang kosong. Atau ia akan mengalir ke tempat yang membutuhkannya. Saat energi emosi ini muncul dan tidak ada lebel yang menyaringnya, maka ia secara cerdas akan menuju ke tempat yang membutuhkannya.
Mungkin saja ada bagian tubuh anda yang mengalami ketidak seimbangan energi, maka energi emosi ini dapat membantu menyekesaikannya.

Rasa Ecstasy dalam meditasi adalah positive emotion.
Mengapa saya katakan Ecstasy adalah positive emotion? Karena ia muncul tanpa label pikiran. Dalam kondisi tanpa label, dan tiba-tiba anda merasakan rasa bahagia tanpa sebab, atau senang yang mendalam tanpa sebab, itulah positive emotion.
Bagaimana mengembangkan positive emotion ini?
Langkah yang sangat sederhana, yaitu: tutup mata anda dan liat pikiran liar anda. Berapa banyak gambar yang muncul saat anda menutup mata? Ikuti gambar-gambar tersebut tanpa berusaha menghentikannya. Ikuti terus tanpa memberikan label bahwa ini baik atau buruk. Pengalaman-pengalaman anda yang anda putar kembali dan anda lihat dalam pikiran anda biarkan saja tanpa diberi penilaian.
Hingga suatu saat, gambar tersebut berhenti dan dalam seper-sekian detik, kosong tanpa gambar! Dan saat itu juga anda mengalami ecstasy! Anda mengembangkan positive emotion yang akan mempengaruhi pikiran anda.

Salam cahaya!

No comments: