Seorang karyawan yang telah bekerja selama 20 tahun menghadap atasannya melakukan protes karena gaji yang diterima sekarang tidak berbeda jauh dengan karyawan yang baru bekerja selama 5 tahun.
Atasan karyawan tersebut bertanya, “Apa alasan kamu sehingga perusahaan harus memberikan gaji yang lebih?”
“Pengalaman pak. Pengalaman kami berbeda dengan pegawai baru. Kami yang sudah bekerja selama 20 tahun ini tentu saja punya pengalaman yang lebih dibanding mereka yang baru bekerja dibawah 5 tahun”
“Apakah kamu dapat memberikan data & fakta bahwa kamu punya pengalaman yang lebih selama 20 tahun ini? Dan apa perbedaan atau kelebihan kamu dibanding dengan mereka yang baru?”
Experience atau Pengalaman kerja memang tidak identik dengan lamanya bekerja.
Paradigma ini yang harus kita rubah dan kita perbaharui. Selama ini kita menaruh sebuah pengertian bahwa lamanya seseorang bekerja identik dengan pengalaman kerja. Atau sederhananya adalah, apabila seseorang telah bekeja selama 20 tahun, otomatis dia punya pengalaman bekerja selama atau sebanyak 20 tahun tersebut.
Benarkah?
Seseorang yang telah lama bekerja, taruhlah ia bekerja selama 20 tahun. Bisa jadi ia hanya mempunyai pengalaman sebanyak 5 tahun. Selebihnya, yaitu 15 tahunnya lagi adalah mengulang pengalaman yang sama selama 15 tahun tersebut.
Apabila pengalaman kerja tidak sama dengan lamanya bekerja, di mana tolok ukur dari pengalaman kerja tersebut?
Tolok ukurnya dilihat dari kemampuan yang meningkat yang dapat diukur dan diimplementasikan dalam realita pekerjaan sebagai sebuah kreatifitas dan inovasi.
Contohnya adalah begini: apabila seseorang melakukan pekerjaan yang sama selama berpuluh-puluh tahun dengan pola yang sama dan beban produktivitas yagn sama, maka hal tersebut bukanlah pengalaman kerja, melainkan rutinitas kerja.
Di dalam sebuah perusahaan, sebuah komponen gaji salah satunya memang diukur dari lamanya bekerja, dan hal tersebut adalah sebuah apresiasi dari perusahaan karena dedikasi waktu bekerja yang masuk dalam komponen kenaikan gaji berkala ( biasanya setiap tahun ) dan itupun bukan merupakan kenaikan, namun penyesuaian yang besarnya ‘tidak terlalu besar’.
Apabila komponen gaji dihitung dari pengalaman kerja yang didasari atas:
Kemampuan atau kelebihan yang dimiliki karyawan
Penerapan atas solusi masalah dari pengalaman yang dipunyai sebagai sebuah inovasi kerja yang ter-data dan mempunyai fakta kongkrit
Prestasi yang ditunjukkan sebagai peningkatan keahlian yang dimiliki
Maka pengalaman kerja patut mendapat posisi gaji sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Refleksi atas diri apakah kita mempunyai pengalaman kerja, atau hanya lama bekerja, adalah dengan bertanya:
Apakah yang saya lakukan selama 20 tahun ini masih sama?
Apakah kemampuan saya masih sama dengan 10 tahun kebelakang?
Kelebihan apa yang sekarang saya miliki yang merupakan data kongkrit bagi perusahaan?
Apakah kreatifitas & inovasi yang sudah saya lakukan selama ini?
Apakah data yang bisa saya berikan kepada perusahaan tentang kelebihan saya dibanding dengan karyawan baru?
Dengan melakukan sebuah pemahaman baru tentang pengalaman kerja dan lamanya bekerja, marilah kita buat diri semakin maju dan semakin berdaya dengan belajar dari pengalaman untuk merumuskan sebuah langkah sistematis untuk meningkatkan produktivitas kita semua
Salam cerdas Indoneisa!
Agung webe
http://www.agungwebe.net
“Apakah kamu dapat memberikan data & fakta bahwa kamu punya pengalaman yang lebih selama 20 tahun ini? Dan apa perbedaan atau kelebihan kamu dibanding dengan mereka yang baru?”
Experience atau Pengalaman kerja memang tidak identik dengan lamanya bekerja.
Paradigma ini yang harus kita rubah dan kita perbaharui. Selama ini kita menaruh sebuah pengertian bahwa lamanya seseorang bekerja identik dengan pengalaman kerja. Atau sederhananya adalah, apabila seseorang telah bekeja selama 20 tahun, otomatis dia punya pengalaman bekerja selama atau sebanyak 20 tahun tersebut.
Benarkah?
Seseorang yang telah lama bekerja, taruhlah ia bekerja selama 20 tahun. Bisa jadi ia hanya mempunyai pengalaman sebanyak 5 tahun. Selebihnya, yaitu 15 tahunnya lagi adalah mengulang pengalaman yang sama selama 15 tahun tersebut.
Apabila pengalaman kerja tidak sama dengan lamanya bekerja, di mana tolok ukur dari pengalaman kerja tersebut?
Tolok ukurnya dilihat dari kemampuan yang meningkat yang dapat diukur dan diimplementasikan dalam realita pekerjaan sebagai sebuah kreatifitas dan inovasi.
Contohnya adalah begini: apabila seseorang melakukan pekerjaan yang sama selama berpuluh-puluh tahun dengan pola yang sama dan beban produktivitas yagn sama, maka hal tersebut bukanlah pengalaman kerja, melainkan rutinitas kerja.
Di dalam sebuah perusahaan, sebuah komponen gaji salah satunya memang diukur dari lamanya bekerja, dan hal tersebut adalah sebuah apresiasi dari perusahaan karena dedikasi waktu bekerja yang masuk dalam komponen kenaikan gaji berkala ( biasanya setiap tahun ) dan itupun bukan merupakan kenaikan, namun penyesuaian yang besarnya ‘tidak terlalu besar’.
Apabila komponen gaji dihitung dari pengalaman kerja yang didasari atas:
Kemampuan atau kelebihan yang dimiliki karyawan
Penerapan atas solusi masalah dari pengalaman yang dipunyai sebagai sebuah inovasi kerja yang ter-data dan mempunyai fakta kongkrit
Prestasi yang ditunjukkan sebagai peningkatan keahlian yang dimiliki
Maka pengalaman kerja patut mendapat posisi gaji sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Refleksi atas diri apakah kita mempunyai pengalaman kerja, atau hanya lama bekerja, adalah dengan bertanya:
Apakah yang saya lakukan selama 20 tahun ini masih sama?
Apakah kemampuan saya masih sama dengan 10 tahun kebelakang?
Kelebihan apa yang sekarang saya miliki yang merupakan data kongkrit bagi perusahaan?
Apakah kreatifitas & inovasi yang sudah saya lakukan selama ini?
Apakah data yang bisa saya berikan kepada perusahaan tentang kelebihan saya dibanding dengan karyawan baru?
Dengan melakukan sebuah pemahaman baru tentang pengalaman kerja dan lamanya bekerja, marilah kita buat diri semakin maju dan semakin berdaya dengan belajar dari pengalaman untuk merumuskan sebuah langkah sistematis untuk meningkatkan produktivitas kita semua
Salam cerdas Indoneisa!
Agung webe
http://www.agungwebe.net
No comments:
Post a Comment