Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Thursday, April 14, 2011

INTUISI

Ketika membaca status dari bro Ikhwan Sopa waktu itu tentang Intuisi, maka saya ter-Inspirasi menulis note dengan judul Intuisi.
Jadi, di paragraph awal ini kita sudah jelas bahwa Inspirasi berbeda dengan Intuisi.
Saya mendapat Intuisi untuk melihat facebook malam itu sehingga saya membaca status bro Ikhwan Sopa, tapi bisa jadi saya tidak mendapat Inspirasi apa-apa setelah saya melaksanakan tindakan sesuai Intuisi saya. Namun di lain sisi, saya juga punya pilihan kehendak bebas ( Free Will ) dari Intuisi tersebut, sehingga Intuisi tersebut dapat meng-inspirasi saya menuliskan note.
Jadi setiap Intuisi belum tentu menghasilkan Inspirasi.
Seperti kasus seseorang yang tinggal di lereng gunung dan suatu malam mendapatkan Intuisi bahwa akan terjadi tanah longsor. Dia mengetahui dengan sangat yakin bahwa akan terjadi tanah longsor berdasarkan Intuisi tersebut. Namun pengetahuannya atas Intuisi tersebut tidak menginspirasi apapun tindakannya, sehingga dia hanya diam dalam pengetahuannya dan suatu hari terjadilah tanah longsor tersebut. Sekali lagi bahwa Intuisi belum tentu menghasilkan Inspirasi.

Ketika saya terinspirasi menulis sebuah note hanya karena melihat status seseorang, atau terinspirasi menulis buku hanya karena sebuah fenomena menarik tentang Hypnosis, maka Inspirasi saya lahir bukan karena Intuisi.
Setiap Inspirasi yang dilahirkan, belum tentu adalah hasil dari Intuisi.

Membaca sebuah berita bahwa seorang bapak ‘tergerak’ untuk membunuh anaknya dikarenakan dia mendengarkan bisikan ghaib atau perintah untuk membunuh anaknya.
Dari berita tentang adanya gerakan yang tiba-tiba untuk membunuh tersebut, saya kemudian teringat dengan kalimat lain, yaitu Naluri atau Instinct.

Sampai pada paragraph disini, kita menemukan 3 kalimat, yaitu Intuisi, Inspirasi, Naluri.
Dr. Jason Gallate & Ms Shannan Keen BA mendefinisikan Intuisi adalah: INTUITION may be defined as understanding or knowing without conscious recourse to thought, observation or reason. “INTUISI dapat didefinisikan sebagai pemahaman atau mengetahui tanpa recourse sadar dengan pemikiran, pengamatan atau alasan”.

Intuisi berkaitan dengan sebuah area kesadaran yang lebih tinggi, yang memuat pengetahuan tak terbatas. Area tersebut akan memberikan pengetahuannya dalam bentuk sinyal-sinyal khusus ketika area pikiran logis dan annalistic sedang shut down!
Sementara Naluri adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup.

Jadi ketika Intuisi diterima seseorang, dia bisa menggerakkan tindakan Inspirasi dan bisa juga menggerakkan Naluri. Inilah kehendak pilihan bebas yang tetap dimiliki manusia. Kita menjadi berguna dan bermanfaat tergantung dari kejernihan diri, kebeningan hati dalam menerima dan menterjemahkan Intuisi yang kita terima.

Seseorang yang bergerak di bidang wirausaha dan sangat focus di bidang tersebut, Intuisi-nya akan tajam dengan segala macam peluang usaha yang ada. Begitu pula di bidang-bidang yang lain, focus anda terhadap bidang yang anda geluti akan memunculkan Intuisi tersendiri di bidang anda, dimana kadang-kadang anda memahami sebuah situasi tanpa penalaran logis anda.

Jika tokoh psikologi Abella Arthur mengatakan bahwa Intuition is a knowing, a sensing that is beyond the conscious understanding, Intuisi adalah mengetahui, sebuah penginderaan yang berada di luar pemahaman sadar,
Maka kita menjadi sadar betapa pentingnya untuk mengembangkan perasaan Intuitif ini atau Intuisi ini.

Apakah Intuisi ini akan mendominasi segala keputusan kita? Tentu saja tidak, karena pada dasarnya Intuisi ini akan muncul ketika pikiran logis sudah bersandar dan menyerah. Kecuali, saya ulangi lagi, kecuali apabila kita memang memilih untuk menyandarkan pikiran logis dan annalistic kita, dan itu adalah pilihan bebas setiap manusia.

Jadi bila kita mengerti dan memahami system on dan off dalam pikiran kita, kita akan sangat bisa mengatur kapan kita bisa dengan sadar memanggil Intuisi dan kapan kita sedang menggunakan penuh pikiran logis kita.
Contoh sederhana adalah, ketika anda dihadapkan pada pilihan membeli sebuah produk investasi, sementara anda tidak ada waktu untuk mempelajari prospek dari investasi tersebut, dan waktunya sangat pendek dimana anda harus memutuskan ya dan tidak. Disini anda dituntut untuk menggunakan Intuisi anda untuk memutuskan!

Jadi Naluri anda bukanlah Intuisi anda.
Intuisi anda bisa menggerakkan naluri dan bisa melahirkan Inspirasi,
dan lahirnya Inspirasi bukan selalu dari hasil Intuisi.

Salam cerdas Indonesia!
Agung webe
http://www.agungwebe.net


1 comment:

muhamad ikhwan said...

Salam dahsyat pak Webe.
nama saya Muhamad Ikhwan.
saya pembaca buku Jenius pak webe sebelumnya juga saya telah membaca buku-buku fositif lainnya seperti Quantum ikhlas dan Q,quadrant.trimakasih pak sy sngat terinfirasi atas tulisan bapak saya jg masih ingin menyelesaikan buku jenis karena itu belum lama ini saya beli saya Insya allah pasti sukses dgn tambahan motifasi pak Webe saya masih banyak membutuhkan karya-karya pak Webe