Cinta dan benci merupakan
dualitas dalam kehidupan. Karena ia dualitas maka hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dan tidak dapat kita pilih salah satunya. Bila suatu saat anda
mencintai, maka suatu saat anda dapat membenci. Demikian juga sebaliknya.
Bagaimana mungkin anda
akan memisahkan dualitas yang memang merupakan kealamian hukum di bumi ini?
Apa yang dapat kita
lakukan?
Sadarilah bahwa cinta dan
benci merupakan dualitas kehidupan.
Ketika kita menyadari
ini, maka kita sadar bahwa saat mencintai tiba-tiba akan dapat berubah menjadi
benci. Dan ketika kita membenci maka tiba-tiba akan dapat berubah menjadi
cinta.
Bila cinta dan benci
merupakan dualitas, di titik mana kita menempatkan cinta dan menempatkan benci?
Saya ambil contoh kalimat
ini:
“Saya mencintai Tuhan
atau saya mencintai kehidupan”
Maka di dalam sikap cinta
ini maka: “Saya juga membenci Tuhan dan saya membenci Kehidupan”
Benci belum muncul karena
ego anda belum tersentuh, pikiran anda belum mempertahankan dirinya dalam
kondisi yang akan melanjutkan dari tahap cinta. Saat ada bagian yang dapat ‘digempur’
oleh ego sehingga muncullah segudang pertanyaan untuk cinta yang mencari
alasannya, maka benih benci mulai berkembang. Cinta menjadi benci dan benci
menjadi cinta.
Hanya mereka yang mampu
menyadari dualitas ini yang dapat mempertahankan pada kondisi tengah di
antaranya. Kemudian menyadari pula bahwa cinta dan benci hanyalah alat yang
dapat menyentuh ego kita.
Apakah kondisi tengah di
antaranya itu? Kondisi itu dinamakan COMPASSION.
Hanya compassion yang
akan membawa kepada ‘love without reason’
– Selama kita mencintai menggunakan ego, maka benci tetap dipegang di sisi
sebaliknya.
Compassion merupakan
kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Peka terhadap apapun yang anda cintai dan sadar bahwa disana juga
ada benci.
Untuk itu, jangan
berhenti pada titik cinta. Ketika kita berhenti pada titik cinta, maka kita
juga menggenggam benci. Mari kita beranjak ke tahap selanjutnya dari cinta,
yaitu compassion. Luaskanlah rasa cinta anda sehingga menumbuhkan kepekaan anda
terhadap apapun di sekitar anda. Termasuk peka bahwa cinta dapat bergeser
kepada benci, dan benci dapat bergeser kepada cinta.
Saat kita tahu dan sadar
bahwa pergeseran tersebut merupakan hukum dualitas, maka apapun yang bergeser
disana tidak akan mempengaruhi diri kita. Karena kita juga tahu bahwa yang dapat
terpengaruh adalah pikiran pada bagian menilai dan persepsi didalamnya.
Saatnya kita beranjak
dari cinta kepada compassion.
No comments:
Post a Comment