Saat seminarnya Neale donald walsch, sang penulis buku conversation with God, ia ditanya oleh salah satu peserta seminar: “Apakah anda sekarang bahagia bersama istri anda?”
Sesaat Neale donald walsch diam dan memandangi istrinya. Kemudian ia berkata, “Saya bahagia bukan karena istri saya. Istri saya tidak membuat saya bahagia”
Serentak seluruh peserta seminar bingung, demikian juga istri Neale yang diduduk di pojok. Saat itu ia tidak habis pikir mengapa Neale menjawabnya seperti itu.
Neale melanjutkan: “Kebahagiaan tidak memerlukan syarat apapun juga. Apabila itu bersyarat, itu adalah Ilusi kebahagiaan yang nanti bisa hilang.
Dialog Neale tadi menarik, dan menjadi tambah menarik ketika saya membuka buku dari Antony de Mello yang berjudul The Way to Love. Sebuah buku yang mengikis habis kemelekatan untuk menyadari kebahagiaan yang sudah kita punyai dari sejak kita dilahirkan.
Ya, dari lahir, kita telah disuntik oleh program dari luar: orang tua, lingkungan, agama, budaya, buku, dan program tersebut menjadi sebuah system di dalam pikiran kita. Hampir semua program tersebut mengatakan bahwa untuk bahagia kita harus meraih sukses, meraih kemenangan, kita bahagia karena seseorang atau benda.
Program pikiran tersebut menjadi seperti computer hidup yang menyertai kita sampai kapanpun. Kita diajari untuk memenuhi keinginan dan mengejarnya. Kemudian apabila tidak terpenuhi computer pikiran akan menimbulkan emosi-emosi negative sebagai reaksinya.
Banyak sekali cara atau tools yang beredar di bumi untuk mengelola pikiran. Namun kembali lagi, banyak pula yang kemudian memasukkan program baru yang tidak kalah mengerikan dari program lama, intinya adalah kita diarahkan untuk dapat memenuhi keinginan kita, mewujudkan keinginan kita.
Berapa banyak tools yang ada yang mengarahkan untuk menyadari keheningan diri sehingga kita dapat melihat sejujur-jujurnya program asli dari manusia? Dihitung dengan jari ya satu, dua. Mengapa? Karena nggak laku! Yang laku adalah yang mengipasi api keinginan.
Ketika dari awal kita telah disuntik bahwa kita akan bahagia karena seseorang atau benda, maka akan terjadi kemelekatan. Kemelekatan inilah sumber ketidak bahagiaan. Kita hanya perlu jujur bahwa kita bisa bahagia tanpa syarat apapun juga.
Kebahagiaan sudah ada di dalam diri tersimpan di dalam dan tertutupi oleh keinginan-keinginan manusia. Semakin dalam kita mengipasi keinginan untuk dipenuhi, maka kebahagiaan terlupakan. Kemudian kita menganggap bahwa kita akan bahagia karena seseorang atau benda.
Analogi tentang seseorang dalam ruang gelap sangat menarik!
Dalam ruang yang gelap, seseorang bertanya tentang cahaya. Kemudian diterangkan dan dijelaskan tentang apa itu cahaya, namun hal tersebut tidak dapat membantu sama sekali untuk memahami cahaya itu apa.
Kemudian diputuskan untuk memahami tentang kegelapan dan bagaimana cara mengusir kegelapan. Langkah diambil dan dibukalah jendela kamar gelap tersebut. Saat itu juga, tanpa keterangan yang panjang lebar, orang itu memahami cahaya terang itu apa.
Istri anda atau suami anda mungkin akan berang dan marah bila anda bilang: kamu tidak menyebabkan aku bahagia. Aku sudah bahagia sejak aku menyadari kebahagiaan ada dalam diriku.
Tapi inilah kebenaran!
Kita juga dapat menyingkirkan program-program palsu hasil pemberian dari luar diri yang hanya mengipasi ego pemuasan keinginan. Kesuksesan, meraih puncak, menjadi pemenang, rejeki berlimpah, tidak akan membuat bahagia namun menyebabkan kemelekatan.
Kemudian apakah Kesuksesan, meraih puncak, menjadi pemenang, rejeki berlimpah, tidak boleh kita lakukan? Oh boleh-boleh saja dengan syarat: kita memahami bahwa itu semua tidak menjadikan kita bahagia! Kemudian langkah kita adalah mencari manfaat dari Kesuksesan, meraih puncak, menjadi pemenang, rejeki berlimpah tersebut.
Sebuah langkah praktis dari Antony de Mello untuk kita, dan mudah untuk kita praktekkan adalah:
Katakan kepada setiap benda atau orang yang muncul di pikiran: “Aku sesungguhnya sama sekali tidak melekat padamu. Aku hanya membohongi diri sendiri dengan keyakinan bahwa tanpamu aku takkan bahagia”
Lakukanlah dengan jujur, dan rasakan perubahan dalam diri anda!
Salam Inner Peace
Agung webe
Twitter: @agungwebe
No comments:
Post a Comment