Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Tuesday, September 6, 2011

SHIFTING PARADIGM

Siang ini saya sharing tentang ‘Shifting Paradigm’ kepada teman-teman pengajar di yayasan Bina Prestasi. Berkenaan dengan rapat kerja mereka, pak Edi Sutardi mengundang saya untuk memberikan motivasi dengan tema ‘Shifting Paradigm’.
Saya tulis kembali catatan pendek ini supaya dapat dijadikan note bagi teman-teman yang ikut dalam sharing siang ini.


Perubahan memang tidak gampang. Kita mau berubah, namun kita tidak mau kehilangan kenyamanan kita, dan itu terjadi di mana-mana. Ironisnya adalah bahwa keinginan untuk maju sementara ingin tetap nyaman tidak akan pernah terjadi. Kemajuan dan kenyamanan tidak pernah bertemu dalam satu titik.
Kita bisa memilih, mau maju atau mau nyaman?
Bila kita mau maju, kita harus meninggalkan kenyamanan kita sementara waktu. Bila kita mau nyaman, maka kita tidak akan pernah maju.

Perubahan tidak bisa di dikte, tidak bisa di instruksikan, tidak bisa diperintahkan. Anda dan siapapun juga yang menginginkan perubahan untuk kemajuan instansi anda harus menjual perubahan tersebut. Anda harus mempunyai kemampuan menjual ide perubahan anda.
Pertanyaan dasarnya adalah, “bagaimana seseorang mau berubah jika ia tidak berpikir tentang pentingnya perubahan?”

Pentingnya perubahan, untungnya sebuah perubahan dan kemajuan anda setelah mengalami perubahan, adalah hal-hal penting yang harus anda jual untuk itu. Dalam menjual perubahan tersebut, seolah-olah anda sedang menanamkan mimpi besar yang akan diraih. Mimpi besar ini saya menyebutnya sebagai VISI.
VISI sebagai acuan sebuah goal harus merupakan hal yang exciting, challenging, dan fall well out side the comfort zone. Dengan VISI tersebut, kita baru bisa menurunkan menjadi MISI, yaitu rencana pencapaian dalam jangka pendek. Setelah MISI baru akan tercipta CULTURE atau budaya kerja. Dari CULTURE akan muncul MOTIVASI.
Jadi motivasi akan sulit muncul apabila tidak mempunyai VISI.

‘Shifting Paradigm’ adalah perubahan paradigma dengan satu hal yang sama. Dengan melakukan perubahan paradigma, kita dapat mengetahui sudut pandang yang baru dan mempunyai konsep baru untuk kemajuan diri kita.
Satu hal yang saya tanyakan kepada teman-teman dalam sharing siang ini adalah, “Bagaimana anda memandang profesi anda sebagai guru saat ini? Apakah sebagai pekerjaan? Atau sebagai karir anda?”
Hal yang dipandang sama, yaitu profesi guru. Namun ketika kita menggeser paradigma kita tentang itu, kita akan mendapatkan pemahaman yang luar biasa akan hal-hal yang bisa kita kembangkan untuk kemajuan kehidupan kita.
Perubahan dari satu sudut pandang ke dalam sudut pandang lainnya inilah yang dinamakan ‘Shifting Paradigm’

Dalam melakukan ‘Shifting Paradigm’, pertama kali kita harus memperbaiki VISI terlebih dahulu. Perbaiki visi sehingga memenuhi syarat supaya dapat menarik ke depan dalam rangsangan kemajuan. Atau jangan-jangan anda tidak mempunyai visi baik secara pribadi atau pekerjaan anda? Apabila anda tidak mempunyai visi, maka tentu saja anda akan sangat suka dengan kenyamanan saat ini dan menghindari hal-hal yang membuat anda tidak nyaman padahal hal tersebut dapat membuat anda maju!

‘Shifting Paradigm’ dan menghasilkan perubahan yang terus-menerus akan menghasilkan inovasi baru. Inovasi inilah yang diperlukan dalam kancah persaingan produk apapun juga, baik itu produk jasa, maupun barang. Dalam inovasi tiada henti tersebut akan melahirkan sebuah keunikan yang mempunyai nilai lebih dari para pesaingnya.
Apabila anda mempunyai visi yang kuat dan menjadi visioner sehingga bisa melihat beberapa tahun ke depan dalam bidang yang anda geluti, anda dapat mempersiapkan saat ini untuk menghadapi perubahan-perubahan di masa yang akan datang, bahkan melahirkan solusi-solusi bagi perubahan tersebut.

Factor penentu untuk melakukan ‘Shifting Paradigm’ yang paling besar adalah internal factor, yaitu keinginan yang kuat dari diri sendiri. Namun rangsangan yang diperoleh bisa dari luar, seperti kondisi, bahan bacaan, situasi yang memaksa, lingkungan pergaulan dan teman yang dipilih dalam bergaul.

Saya di depan telah memberikan contoh salah satu paradigma yang ada, yaitu bahwa: ‘saya mau maju dan sekaligus tetap nyaman.’
Ironisnya adalah bahwa dengan paradigma seperti itu kita tidak akan pernah maju, karena kita takut kehilangan kenyamanan kita.
Saya memberikan paradigma baru, yaitu bahwa: ‘Setiap pencapaian ada harga yang harus dibayar’
Di sini artinya bahwa kita harus memilih salah satu, nyaman atau maju?

Bila saat ini anda sudah merasa bahwa anda harus melakukan perubahan dalam hidup anda, untuk kemajuan anda, untuk lebih bermanfaat, untuk lebih mamaknai hidup anda, maka mari kita lihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda, yiatu sudut pandang yang menjadikan kita maju untuk lebih bermanfaat dan berdaya guna.

Salam mulia penuh cahaya!
Agung Webe
http://www.agungwebe.net

No comments: