Vibrasi
pikiran akan menciptakan wujud-wujud nyata dalam realita. “Kehidupan yang kita jalani saat ini adalah
hasil pikiran di masa lalu, dan pikiran kita saat ini akan menghasilkan
kehidupan di masa depan”.
Aha?
Masa depan?
Apakah
masa depan itu? Apakah masa depan benar-benar ada sehingga banyak orang bilang
dan berusaha untuk meraih masa depan lebih baik?
Bila
kita bicara dari sisi 'present'
tentang segala kejadian yang ada, maka pikiran kita hanyalah ada untuk saat
ini. Artinya yang tersentuh oleh pikiran adalah saat-saat kini yang terjadi.
Dalam hal inipun maka masa lalu menjadi tidak ada, ia hanya sebuah 'kesan' dari
bagian pikiran.
Terjebaknya
manusia dalam anggapan masa lalu yang menjerat dan tidak bisa melepaskannya
adalah karena ia menganggap masa lalu sebagai wujud nyata dan bukan sebagai
'kesan'.
Memaknai
masa lalu sebagai kesan adalah bukan menganggapnya masih sebagai wujud nyata
peristiwa, namun belajar dari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh sebab
tindakan didalamnya.
Melekatnya
masa lalu sebagai gambar yang dianggap masih hidup dalam masa kini karena
pikiran kita memang masih mengijinkan ia untuk singgah berlama-lama.
Vibrasi
dari seluruh tindakan masa lalu itulah yang kini mewujud dalam sebuah masa kini
yang sedang kita hadapi. Artinya segala hal yang hadir dalam kehidupan masa
kini adalah akibat dari akumulasi vibrasi masa lalu.
Saya
menggunakan istilah vibrasi untuk memahami bahwa semua tindakan menghasilkan
getaran yang menyebabkan resonansi dari alam semesta. Vibrasi ini memantul dan
akan kita terima sebagai wujud realita dari hasil tindakan kita sendiri.
Dalam
masa sekarang tentu saja akan terwujud banyak tindakan yang bisa kita lakukan.
Semua tindakan tersebut akan membawa kita kepada kemungkinannya sendiri-sendiri,
yaitu terwujudnya masa depan bagi setiap tindakan. Apabila saat ini kita
menyadari bahwa kita mempunyai banyak pilihan untuk bertindak dan merespon
sebuah aksi dengan pilihan reaksi, maka masa depan adalah sebuah kemungkinan.
Kemungkinan dari masa depan adalah sebanyak pilihan dari respon kita terhadap
aksi yang ada.
Contoh
sederhana adalah dua orang yang sama-sama berprofesi sebagai pegawai di sebuah
perusahaan. Masa depan mereka menjadi tidak sama karena tergantung dari pilihan
tindakan pada masa kini. Pegawai yang satu memilih hidup sederhana dan gemar
menabung, sedangkan pegawai yang satu lagi memilih hidup dengan gaya hidup
konsumtif. Dari pilihan tindakan tersebut, masing-masing sudah masuk dalam
kemungkinannya sendiri-sendiri. Belum lagi apabila mereka menambah
tindakan-tindakan lainnya yang tentu saja akan mewujudkan kemungkinan yang
berbeda dari sebelumnya.
Memahami
bahwa seluruh tindakan akan membawa resonansi vibrasi bagi kehidupan yang
mewujud menjadi realita bagi diri yang melakukannya, adalah sebuah langkah
sadar untuk mewujudkan kemungkinan masa depan bagi dirinya sendiri.
“Masa
depan adalah sebuah kemungkinan, anda sendirilah yang memilih untuk
mewujudkannya dalam kehidupan anda!”
Twitter:
@agungwebe
No comments:
Post a Comment