Kunjungi pula Situs Utama dan foto training Agung Webe

Agung Webe, penulis buku motivasi dan trainer pemberdayaan diri

Saturday, June 23, 2012

Hidup Adalah Prasangkamu Sendiri


Posisi warung ini persis di sebelah rumah makan masakan Padang yang relatif lebih besar dengan bangunan lebih bagus, lampu lebih terang sehingga terlihat lebih bersih dari warung ini. Bila dipikir dengan logika, maka para 'turist' yang ingin makan akan mencari rumah makan dengan kriteria seperti rumah makan Padang di samping warung Moro Seneng ini.
Namun itu semua kalau dipikir dengan logika. Ternyata warung ini punya pelanggan sendiri dan bahkan terlihat lebih ramai dan lebih laris. Dengan melihat fenomena ini saya selalu diingatkan bahwa, "Bagaimana suatu hal bisa terjadi itu adalah urusan Tuhan. Urusan kita adalah darimana memulai tindakan untuk mengarah mewujudkannya"

Ya! Memang misteri! Suatu hal bisa mewujud terjadi memang bukan urusan kita. Itu adalah urusan Tuhan. Dalam hal ini yang saya pahami sebagai urusan Tuhan adalah, Tuhan telah menetapkan hukumnya dan bila hukum-hukum Tuhan dipenuhi maka Tuhan memantulkan apa yang jadi tujuan manusia.
Ada orang yang tadinya bangkrut, kemudian dengan kegigihan ia berhasil mencapai pendapatan 200jt perbulan. Bagaimana 200jt bisa ia raih tiap bulan itu urusan Tuhan, yang jadi urusannya adalah melakukan tindakan dengan disiplin dan penuh komitment.

Dari setiap harapan yang dipunyai manusia dan setiap goal yang dibuat, urusan manusia adalah melakukan tindakan yang mengarah kepada goal tersebut. Dan terjadinya goal tersebut bukan urusannya sama sekali.

Ada yang pernah tanya, apa goal saya sebagai penulis? Goal saya banyak, berganti ganti setelah yang satu tercapai. Yang terkait dengan pendapatan, saya membuat goal demikian: "Agung webe adalah penulis yang menghasilkan penghasilan sebesar 100jt perbulan dari hasil tulisan-tulisannya"
Ketika 100jt perbulan itu tercapai, itu bukan urusan saya, itu urusan Tuhan. Urusan saya adalah menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu, bermanfaat, menginspirasi dan bisa menjadi bentuk-bentuk kegiatan lain seperti training, seminar, talkshow, bahkan film.

Dalam setiap goal yang kita buat, kehidupan sepenuhnya adalah apa yang kita persepsikan. Ketika saya membuat goal bahwa tulisan saya akan membentuk komunitas di seluruh Indonesia, itulah yang terjadi. Ketika saya membuat goal bahwa tulisan saya merupakan sharing pengetahuan, itulah yang terjadi. Ketika saya membuat goal bahwa tulisan saya menghasilkan penghasilan sebesar 100jt perbulan, itulah yang terjadi.

Yang menjadi refleksi kita bersama adalah, "bila kita bisa meraih batu intan, mengapa kita raih batu kali?"

Nominal uang sebagai goal tidak sepenuhnya baik dan tidak sepenuhnya jelek. Artinya uang memang bukanlah segalanya, dan uang bisa menimbulkan apa saja. Para master, para Nabi telah mencontohkan hal tersebut dan memberikan model kehidupan yang dinamakan masyarakat 'madani' yaitu sebuah taraf hidup dimana tidak kaya dan juga tidak miskin. Taraf inilah yang memungkinkan manusia selalu 'bangun', selalu sadar, selalu 'eling waspodo'.

Bila kita bisa meraih batu intan, mengapa meraih batu kali? Bila ada yang lebih mulia, lebih tinggi tujuannya dari tumpukan uang, mengapa kita meraih uang?


Ada dua hal yang berbeda ketika uang kita jadikan goal utama dan hasil karya yang kita jadikan goal utama. Bila hal kedua yang kita lakukan, yaitu hasil karya sebagai goal utama, maka uang akan mengikutinya.

Kembali tentang kopi dan makananku di warung moro seneng ini. Sambil nulis, kopiku makin habis tinggal ampas yang terlihat pada sisa gelas. Namun disini aku mendapatkan 'state' tersebut, dimana aku tercerahkan bahwa sebuah hasil memang urusan Tuhan.

Dont think the result!

Bila saya ingat kembali tentang management pertanyaan untuk kemajuan, kita harus beranjak dari pola tanya 'Mengapa'
- mengapa orang itu berhasil?, mengapa pedagang itu laris?

Kita beranjak bertanya menjadi pola tanya 'Bagaimana'
- bagaimana orang itu bisa berhasil? Bagaimana dagangan itu bisa laris?

Lalu kita beranjak lagi dengan pola tanya 'Darimana'
- darimana saya memulai agar  berhasil? Darimana saya memulai agar dagangan laris?

Ini adalah tegukan terakhir dari kopi di gelas yang masih ada. Kita mengendalikan penuh atas hidup kita, karena wujud hidup adalah 'prasangka' manusia itu sendiri.


Angin semilir, Sanur Beach, Juni 22 at 19.00 pm
Warung Moro Seneng, Sanur, Bali
Agung Webe




1 comment:

Dwi Prasetyo said...

Terima kasih pak Agung atas inspirasi sekaligus motivasinya.