Entah ini untuk keberapa kali saya makan di warung ini. Setiap
kunjungan saya ke Bali saya selalu meluangkan waktu untuk bersantap di sini.
Apa karena masakannya yang enak? Saya nggak yakin bahwa masakan disini
istimewa. Namun yang jelas saya bisa berlama-lama dengan minum kopi setelah
makan, dan mencari 'state' menulisku.
Posisi warung ini persis di sebelah rumah makan masakan Padang
yang relatif lebih besar dengan bangunan lebih bagus, lampu lebih terang
sehingga terlihat lebih bersih dari warung ini. Bila dipikir dengan logika,
maka para 'turist' yang ingin makan
akan mencari rumah makan dengan kriteria seperti rumah makan Padang di samping
warung Moro Seneng ini.
Namun itu semua kalau dipikir dengan logika. Ternyata warung ini
punya pelanggan sendiri dan bahkan terlihat lebih ramai dan lebih laris. Dengan
melihat fenomena ini saya selalu diingatkan bahwa, "Bagaimana suatu hal bisa
terjadi itu adalah urusan Tuhan. Urusan kita adalah darimana memulai tindakan
untuk mengarah mewujudkannya"
Ya! Memang misteri! Suatu hal bisa mewujud terjadi memang bukan
urusan kita. Itu adalah urusan Tuhan. Dalam hal ini yang saya pahami sebagai
urusan Tuhan adalah, Tuhan telah
menetapkan hukumnya dan bila hukum-hukum Tuhan dipenuhi maka Tuhan memantulkan
apa yang jadi tujuan manusia.
Ada orang yang tadinya bangkrut, kemudian dengan kegigihan ia
berhasil mencapai pendapatan 200jt perbulan. Bagaimana 200jt bisa ia raih tiap
bulan itu urusan Tuhan, yang jadi urusannya adalah melakukan tindakan dengan
disiplin dan penuh komitment.
Dari setiap harapan yang dipunyai manusia dan setiap goal yang
dibuat, urusan manusia adalah melakukan tindakan yang mengarah kepada goal
tersebut. Dan terjadinya goal tersebut bukan urusannya sama sekali.
Ada yang pernah tanya, apa goal saya sebagai penulis? Goal
saya banyak, berganti ganti setelah yang satu tercapai. Yang terkait dengan
pendapatan, saya membuat goal demikian: "Agung
webe adalah penulis yang menghasilkan penghasilan sebesar 100jt perbulan dari
hasil tulisan-tulisannya"
Ketika 100jt perbulan itu tercapai, itu bukan urusan saya, itu
urusan Tuhan. Urusan saya adalah menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu,
bermanfaat, menginspirasi dan bisa menjadi bentuk-bentuk kegiatan lain seperti
training, seminar, talkshow, bahkan film.
Dalam setiap goal yang kita buat, kehidupan sepenuhnya adalah apa
yang kita persepsikan. Ketika saya membuat goal bahwa tulisan saya akan
membentuk komunitas di seluruh Indonesia, itulah yang terjadi. Ketika saya membuat
goal bahwa tulisan saya merupakan sharing pengetahuan, itulah yang terjadi.
Ketika saya membuat goal bahwa tulisan saya menghasilkan penghasilan sebesar
100jt perbulan, itulah yang terjadi.
Yang menjadi refleksi kita bersama adalah, "bila kita bisa meraih batu
intan, mengapa kita raih batu kali?"
Nominal uang sebagai goal tidak sepenuhnya baik dan tidak
sepenuhnya jelek. Artinya uang memang bukanlah segalanya, dan uang bisa
menimbulkan apa saja. Para master, para Nabi telah mencontohkan hal tersebut
dan memberikan model kehidupan yang dinamakan masyarakat 'madani' yaitu
sebuah taraf hidup dimana tidak kaya dan juga tidak miskin. Taraf inilah yang
memungkinkan manusia selalu 'bangun', selalu sadar, selalu 'eling
waspodo'.
Bila kita bisa meraih batu intan, mengapa meraih batu kali? Bila
ada yang lebih mulia, lebih tinggi tujuannya dari tumpukan uang, mengapa kita
meraih uang?
Ada dua hal yang berbeda ketika uang kita jadikan goal utama dan
hasil karya yang kita jadikan goal utama. Bila hal kedua yang kita lakukan,
yaitu hasil karya sebagai goal utama, maka uang akan mengikutinya.
Kembali tentang kopi dan makananku di warung moro seneng ini.
Sambil nulis, kopiku makin habis tinggal ampas yang terlihat pada sisa gelas.
Namun disini aku mendapatkan 'state' tersebut, dimana aku tercerahkan bahwa
sebuah hasil memang urusan Tuhan.
Dont think the result!
Bila saya ingat kembali tentang management pertanyaan
untuk kemajuan, kita harus beranjak dari pola
tanya 'Mengapa'
- mengapa orang itu berhasil?, mengapa
pedagang itu laris?
Kita beranjak bertanya menjadi pola tanya 'Bagaimana'
- bagaimana orang itu bisa
berhasil? Bagaimana dagangan itu bisa laris?
Lalu kita beranjak lagi dengan pola tanya 'Darimana'
- darimana saya memulai
agar berhasil? Darimana saya memulai
agar dagangan laris?
Ini adalah tegukan terakhir dari kopi di gelas yang masih ada.
Kita mengendalikan penuh atas hidup kita, karena wujud hidup adalah 'prasangka' manusia itu sendiri.
Angin semilir, Sanur Beach, Juni 22 at 19.00 pm
Warung Moro Seneng, Sanur, Bali
Agung Webe
1 comment:
Terima kasih pak Agung atas inspirasi sekaligus motivasinya.
Post a Comment