Saya teringat tradisi Zen, sebuah ajaran spiritual dari Jepang yang memberikan pandangan bahwa ada beberapa tipe atau macam dari guru ini.
• Guru Raja
Guru ini adalah mutlak harus mengalami apa yang dia ajarkan. Sang guru telah lebih dahulu mengalami semua yang diajarkan. Di dalam ajarannya yang ada adalah perintah dan larangan, karena dia telah mengalaminya terlebih dahulu. Tidak ada kompromi.
• Guru Nahkoda
Guru ini adalah guru yang bersama-sama dengan muridnya dalam satu kapal perjalanan. Dia menyertai muridnya di dalam kapal untuk menuju tujuan yang diajarkan. Guru ini belum mengalami, hanya tau jalannya saja. Ia mengajak murid2nya dan ketika sampai tujuan, sang guru dan murid bersama-sama mengalami tujuannya tersebut. Karena dalam satu kapal, ia bersama-sama mengalami pengalaman-pengalaman dalam perjalanan.
• Guru Gembala
Guru ini selalu ‘menggembalakan’ muridnya. Maksudnya adalah ia sangat mementingkan kepentingan murid. Guru ini focus kepada pencapaian murid-muridnya walaupun dia sendiri belum mencapainya. Ia memilih berada di belakang, jalan di belakang dan mendahulukan murid-muridnya. Ketika sampai ditujuan, ia mementingkan murid-muridnya sampai terlebih dahulu dan memastikan bahwa tidak ada murid yang tertinggal, setelah itu barulah ia masuk ke dalamnya.
Dari 3 tipe guru tersebut yang ada di lingkungan kita, Guru apa yang kita butuhkan? Dan guru apa yang membuat kita nyaman dalam perjalanan?
Ketika kita menyadari dari 3 tipe tersebut kita tidak akan bilang lagi dengan nada kecewa, “huh ternyata guruku belum mengalami apa yang dia katakan! Huh mengapa guruku tidak mau jalan di depan ya? Huh kenapa guruku maunya selalu bersama-sama terus?”
Salam Cerdas Indonesia!
Agung Webe
Guru ini adalah mutlak harus mengalami apa yang dia ajarkan. Sang guru telah lebih dahulu mengalami semua yang diajarkan. Di dalam ajarannya yang ada adalah perintah dan larangan, karena dia telah mengalaminya terlebih dahulu. Tidak ada kompromi.
• Guru Nahkoda
Guru ini adalah guru yang bersama-sama dengan muridnya dalam satu kapal perjalanan. Dia menyertai muridnya di dalam kapal untuk menuju tujuan yang diajarkan. Guru ini belum mengalami, hanya tau jalannya saja. Ia mengajak murid2nya dan ketika sampai tujuan, sang guru dan murid bersama-sama mengalami tujuannya tersebut. Karena dalam satu kapal, ia bersama-sama mengalami pengalaman-pengalaman dalam perjalanan.
• Guru Gembala
Guru ini selalu ‘menggembalakan’ muridnya. Maksudnya adalah ia sangat mementingkan kepentingan murid. Guru ini focus kepada pencapaian murid-muridnya walaupun dia sendiri belum mencapainya. Ia memilih berada di belakang, jalan di belakang dan mendahulukan murid-muridnya. Ketika sampai ditujuan, ia mementingkan murid-muridnya sampai terlebih dahulu dan memastikan bahwa tidak ada murid yang tertinggal, setelah itu barulah ia masuk ke dalamnya.
Dari 3 tipe guru tersebut yang ada di lingkungan kita, Guru apa yang kita butuhkan? Dan guru apa yang membuat kita nyaman dalam perjalanan?
Ketika kita menyadari dari 3 tipe tersebut kita tidak akan bilang lagi dengan nada kecewa, “huh ternyata guruku belum mengalami apa yang dia katakan! Huh mengapa guruku tidak mau jalan di depan ya? Huh kenapa guruku maunya selalu bersama-sama terus?”
Salam Cerdas Indonesia!
Agung Webe
No comments:
Post a Comment