Bosan kerja lalu resign?
Inilah fenomena yang banyak terjadi saat karyawan
galau dalam sikap untuk terus bekerja atau memilih keluar dari pekerjaannya. Apabila
tidak hati-hati dan hanya didasarkan atas emosi sesaat karena merasa putus asa
dengan perusahaan, merasa kecewa dengan perusahaan, maka sangat mungkin sekali
anda akan kecewa setelahnya!
Resign dari pekerjaan bukan hanya didasarkan atas suka
atau tidak suka. Mungkin saja ini dapat terjadi (suka dan tidak suka) dengan kondisi-kondisi khusus, seperti
misalnya anda masih hidup sendiri, tidak ada tanggungan keluarga, masih tinggal
di rumah kost. Kondisi mudah seperti ini dimana anda hanya menanggung diri anda
sendiri, merupakan kesempatan yang sangat luas untuk berganti-ganti pekerjaan sesuka
anda.
Namun saat anda sudah punya keluarga, maka
pertimbangan istri, anak, rumah, atau cicilan-cicilan lainnya perlu dengan
matang dipertimbangkan. Apalagi anda resign hanya kemudian untuk mencoba sebuah
usaha!
Resign adalah bukan coba-coba. Anda perlu memikirkan
secara matang langkah selanjutnya untuk membuat recovery dari pemenuhan
kebutuhan keluarga anda. Bila usaha yang anda lakukan baru anda coba lakukan
setelah anda resign, maka anda sedang menjadi manusia bodoh yang menghancurkan
hidup anda sendiri.
Seharusnya bila anda memang mempersiapkan sebuah usaha
yang menjadi tumpuan anda setelah resign, maka usaha tersebut harus sudah anda
persiapkan paling tidak 5 tahun sebelumnya. Mengapa demikian? Karena anda dapat
mengukur bagaimana jalannya usaha anda, keuntungan dan kerugiannya dan
terpenuhinya kebutuhan pokok anda dari hasil usaha sebagai ganti gaji tetap
anda sebelumnya.
Apakah resign tidak disarankan? Oh jelas disarankan
dengan kondisi-kondisi yang memang memungkinkan untuk segera resign, antara
lain:
1.
Anda
terancam keselamatannya baik oleh teman kerja ataupun kondisi perusahaan. Dalam
hal ini anda harus cepat-cepat menyingkir dari perusahaan anda. Contohnya adalah
setelah bekerja ternyata anda baru tahu bahwa perusahaan anda adalah perusahaan
penipu yang memungkinkan nantinya karyawannya terjebak oleh urusan hukum.
2.
Anda
mengalami pelecehan baik itu harga diri maupun seksual di dalam perusahaan
anda.
3.
Anda
mengalami tekanan yang berlebihan tentang suku, agama, dan etnis yang tidak
dapat ditolerir.
Selain hal tersebut, resign merupakan hal yang perlu
anda persiapkan sehingga pengunduran diri anda bukan KARENA, namun AKIBAT.
Apa itu karena dan apa itu akibat?
Jangan jadikan resign anda karena:
Karena bosan, karena
gaji kecil, karena jabatan tidak naik, karena kerja tidak enak, karena kerja
keras, dan karena- karena lainnya.
Jadikan resign anda adalah akibat:
Akibat usaha saya maju
maka saya resign, akibat dapat pekerjaan baru maka resign, akibat saya menjadi
bisnis owner maka saya resign, akibat saya menjadi professional maka saya
resign, dan sederet akibat-akibat lainnya.
Sekali lagi, mereka yang secara emosi melakukan resign
dan akhirnya terpuruk kehidupannya adalah mereka yang sedang memulai mencoba
membuka usaha saat mereka resign. Untuk itu persiapkan usaha anda tahun-tahun
di belakang sebelum memutuskan untuk resign. Ukurlah kemampuan usaha anda
tersebut dan hitung pengeluaran kebutuhan pokok yang dapat anda penuhi dengan
hasil usaha tersebut.
Sukses untuk anda!
No comments:
Post a Comment